Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Impor BBM, Konsumsi Biofuel Digenjot

Kompas.com - 26/08/2013, 15:35 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Pemerintah akan terus berkomitmen untuk menekan neraca transaksi berjalan yang masih defisit. Salah satu caranya adalah mengurangi ketergantungan impor minyak yang masih tinggi. Ke depan, pemerintah akan mewajibkan penggunaan biofuel yang bersumber dari minyak sawit mentah (CPO). Apalagi harga CPO saat ini sedang melemah di pasar sehingga memudahkan pengonsumsian bahan bakar alternatif tersebut.

"Saya marathon Sabtu rapat dengan Menteri Keuangan dan Menteri Perindustrian. Disambung lagi hari Minggu kemarin untuk memantapkan itu. Saya rapat lagi dengan Pertamina, saya tanya bu Karen (Dirut Pertamina), katanya dia bilang bisa (memenuhi kuota biofuel). Semua siap," kata Hatta saat ditemui di Gedung BPPT Jakarta, Senin (26/8/2013).

Kebijakan energi alternatif ini, kata Hatta, di samping melindungi pengusaha dan kebun rakyat, nantinya para pemilik kebun kelapa sawit ini akan yakin mendapat pasar CPO. Sebab, dengan harga CPO yang merosot di pasar dunia, maka domestik harus menyerapnya sendiri.

Harapan Hatta, dengan penerapan konsumsi biofuel sebesar 10 persen dari total energi domestik, nantinya konsumsi biofuel ini akan mengurangi ketergantungan impor minyak sebesar 3,5 juta KL atau mampu menghemat sekitar 3,5 miliar dollar AS.

"Harga CPO di pasar dunia memang sedang turun, bahkan harganya di bawah harga solar impor. Ini akan memberikan keuntungan, pertama mengurangi impor (BBM), kedua bisa menghemat anggaran," tambahnya.

Atas kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi pada 22 Juni lalu, angka impor BBM bersubsidi yang biasanya naik 4 persen menjadi menurun sekitar 6 persen di Juli 2013. "Artinya masyarakat mulai menghemat atau penyalahgunaan akibat disparitas harga sudah turun," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com