IHSG Kembali Coba Gapai Level 4.600

Sentimen positif eksternal adalah kembali pada soal spekulasi akan bertahan atau tidaknya stimulus moneter The Federal Reserve. Bila stimulus dipertahankan maka berarti likuiditas di pasar tetap berlimpah sehingga mendorong kenaikan nilai aset-aset keuangan global.

Namun, investor dan pelaku pasar tetap waspada menjelang pertemuan The Fed yang dijadwalkan berlangsung pada hari ini waktu setempat. Semalam waktu Indonesia, Indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis 0,01 persen sementara Indeks S&P 500 naik 0,13 persen dan menembus rekor lagi. Indeks Komposit Nasdaq turun tipis 0,08 persen.

Sementara itu pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup naik 9,69 poin (0,21 persen) ke 4.590,54 dengan jumlah transaksi sebanyak 8,2 juta lot atau senilai Rp 4,7 triliun. Asing tercatat melakukan pembelian bersih di pasar reguler sebesar Rp 78 miliar dengan saham yang paling banyak dibeli antara lain TLKM, LPKR, BBNI, SMRA, dan ADHI. Mata uang rupiah terdepresiasi ke level Rp 11.055 per dollar AS.

Menurut riset Panin Sekuritas, IHSG kemarin ditutup menguat tipis didorong oleh menguatnya bursa regional. Index Consumer Confidence AS pada Oktober 2013 tercatat terendah dalam 10 bulan terakhir (73.2 act Vs 75 konsensus Vs 77.5 Sep). Hal ini menandakan pembukaan pemerintahan setelah shutdown gagal meyakinkan konsumen.

Pelemahan indeks konsumen ini justru memberikan dampak positif karena menambah tekanan untuk The Fed agar tidak segera mengurangi stimulus (tapering). Di dalam negeri, yield SUN 10 tahun masih terus turun ke 7,086 persen, mencerminkan arus dana terus masuk ke pasar uang.

Gambaran positif tersebut akan diuji pada pekan ini karena akan banyak data penting bakal dilansir dalam rentang waktu itu. Misalnya, neraca ekspor-impor, neraca perdagangan, inflasi, manufaktur, dan consumer confidence.

Hari ini diproyeksikan IHSG akan bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah terbatas. Kisaran support-resistance IHSG di level 4.550-4.620.