Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumsi BBM Subsidi Berkurang, tetapi Mobil Tetap Dominan

Kompas.com - 11/11/2013, 20:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang Brodjonegoro memperkirakan, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga akhir tahun ini bisa ditekan di bawah 47 juta kiloliter.

Hal itu lantaran terjadi perubahan pola konsumsi buntut kenaikan harga BBM pada 22 Juni 2013 lalu. “Jadi ini pertama kali kita punya perkiraan balance of BBM subsidi di bawah target,” ungkap Bambang, di Jakarta, Senin (11/11/2013).

Sebelumnya, Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral dalam APBN-P 2013 menyatakan volume BBM subsidi hingga akhir tahun ditaksir mencapai 48 juta kiloliter. Nyatanya, akibat kenaikan harga BBM Juni lalu terjadi perubahan pola konsumsi BBM.

Meski beberapa kendaraan roda empat dan lebih lainnya telah beralih ke bahan bakar beroktan tinggi, diakui Bambang, pengguna mobil masih menjadi konsumen terbesar BBM subsidi. Kondisi ini tentu masih perlu diwaspadai mengingat kebutuhan BBM mobil lebih tinggi daripada motor. 

“Jadi sekarang begini, yang mendominasi kan mobil. Misalnya, itu pada pindah ke motor, itu kan bisa mengurangi karena konsumsi mobil jauh lebih boros daripada motor,” ujar mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal itu.

“Memang ada yang pindah ke diesel, tapi enggak banyak. Dan memang ada juga yang pakai pertamax, yang nonsubsidi,” imbuhnya.

Namun, meskipun konsumsi BBM bersubsidi ditaksir kurang dari yang ditargetkan dalam APBN-P 2013, anggaran subsidi BBM yang harus dikeluarkan pemerintah masih lebih dari Rp 200 triliun. Hal itu, kata Bambang, disebabkan oleh tekanan kurs.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com