Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Pembiayaan Kendaraan Mulai Bergeliat

Kompas.com - 22/11/2013, 21:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar kredit kendaraan bermotor (KKB) mulai bergairah kembali. Setelah sempat lesu akibat pengetatan setoran uang muka kredit alias down payment, laju KKB mulai meningkat.

Mengutip statistik perbankan Indonesia yang dirilis Bank Indonesia (BI), penyaluran KKB hingga akhir September 2013 mencapai Rp 105,32 triliun. Jumlah tersebut naik 2,94 persen ketimbang periode sama tahun 2012 sebesar Rp 102,06 triliun.

Meski cuma naik tipis, penyaluran KKB per September 2013 menunjukkan bisnis KKB mulai positif. Maklum, pasca BI merilis kebijakan loan to value ratio (LTV) KKB Juni 2012 lalu, penyaluran KKB terus menurun (lihat infografis).

Para bankir mengklaim, penurunan kredit di sektor otomotif lantaran kebijakan LTV BI. Selain itu, gonjang-ganjing kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mengakibatkan masyarakat tidak tertarik mengambil kredit kepemilikan kendaraan.

Kembali tersendat

Meski penyaluran KKB mulai meningkat, tak semua bank menikmatinya. Beberapa bank mencatat kenaikan penyaluran KKB begitu tinggi. Bank Central Asia (BCA)  misalnya, mencatat pertumbuhan penyaluran KKB 33,6% menjadi Rp 25,82 triliun per September 2013. Sementara, Bank Mandiri mencatat kenaikan penyaluran KKB 36,37 persen menjadi Rp 9,01 triliun hingga akhir September 2013.

Bank lain tak seberuntung BCA dan Mandiri meski mulai mencatat pertumbuhan positif. Bank CIMB Niaga, misalnya, mencatat pertumbuhan KKB 10 persen menjadi Rp 18,70 triliun hingga akhir September 2013.

Emir Saleh, Head of Automotive Business Bank CIMB Niaga, mengatakan kenaikan KKB lantaran CIMB Niaga meningkatkan kerjasama dengan diler kendaraan mewah. "Kami menyasar segmen kelas menengah atas untuk mendongrak KKB," kata Emir.

Sementara itu, Bank Danamon mencatat penyaluran KKB melalui Adira Finance tumbuh 5 persen menjadi Rp 47,38 triliun per September 2013. Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon, mengatakan kenaikan laju KKB sejalan dengan pemulihan industri otomotif yang sebelumnya terkena dampak penerapan LTV.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, memperkirakan kredit otomotif tahun depan akan kembali tersendat. Menurutnya, pertumbuhan KKB di BCA tahun depan hanya di kisaran 22 persen-25 persen. (Nina Dwiantika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Citi Indonesia Tunjuk Edwin Pribadi jadi Head of Citi Commercial Bank

Whats New
OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

OJK: Guru Harus Punya Pengetahuan tentang Edukasi Keuangan

Whats New
Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Sekjen Anwar: Kemenaker Punya Tanggung Jawab Besar Persiapkan SDM Unggul dan Berdaya Saing

Whats New
Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja BUMN Viramakarya untuk Posisi di IKN, Ini Posisi dan Persyaratannya

Whats New
Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Soal Relaksasi HET Beras Premium, Dirut Bulog: Biasanya Sulit Dikembalikan...

Whats New
Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Potensi Pasar Geospasial di Indonesia

Whats New
OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin 'Student Loan' Khusus Mahasiswa S-1

OJK Minta Lembaga Keuangan Bikin "Student Loan" Khusus Mahasiswa S-1

Whats New
Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Soal Tarif PPN 12 Persen, Sri Mulyani: Kami Serahkan kepada Pemerintahan Baru

Whats New
Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Citilink Buka Lowongan Kerja Pramugari untuk Lulusan SMA, D3, dan S1, Ini Syaratnya

Whats New
Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Kerangka Ekonomi Makro 2025: Pertumbuhan Ekonomi 5,1 - 5,5 Persen, Inflasi 1,5 - 3,5 Persen

Whats New
Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Tinjau Fluktuasi Bapok, KPPU Lakukan Sidak Serentak di Sejumlah Pasar

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Kemenhub: KNKT Akan Investigasi Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Whats New
Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Telat Bayar Tagihan Listrik Bisa Kena Denda, Berapa Biayanya?

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Harga Bahan Pokok Senin 20 Mei 2024, Harga Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com