Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu 2014 Bisa Sebabkan Kebijakan Ekonomi Tak Efektif

Kompas.com - 10/12/2013, 15:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemilihan Umum yang digelar tahun depan disebut-sebut akan memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, apakah perkiraan itu bakal terwujud sepenuhnya?

Ekonom Citi Indonesia, Helmi Arman menyebutkan, pemilu 2014 memang membawa harapan, seiring dengan hadirnya pemerintahan yang baru. Beberapa hal yang mungkin akan menjadi fokus adalah percepatan pembangunan infrastruktur dan pembebasan lahan.

Akan tetapi, yang justru menjadi perhatian adalah proses sebelum pelaksanaan pemilihan umum. Banyak kebijakan ekonomi yang mungkin akan terdistorsi oleh kepentingan politik. Akibatnya, kebijakan-kebijakan yang diambil kemungkinan tak bisa berjalan maksimal.

"Seperti kebijakan moneter Bank Indonesia untuk menekan defisit neraca berjalan, kemungkinan tak bisa berjalan optimal karena tekanan politik," jelas Helmi Arman, dalam keterangan resminya, Selasa (10/12/2013).

Dia tidak yakin kebijakan ekonomi jangka menengah yang dijalankan untuk menekan defisit bisa efektif. Hal ini lantaran banyak elit politik yang berkepentingan dengan dalam pemilihan umum 2014. Mereka berupaya mempengaruhi kebijakan pemerintah agar lebih populis.

Dari sisi inflasi, dia menyebutkan, tahun depan tekanan harga kemungkinan akan surut. Namun implikasinya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya akan berada di level 5,3 persen, turun dari proyeksi tahun ini yang kemungkinan 5,7 persen.

"Sementara itu, defisit dari impor minyak juga masih menyisakan masalah," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com