Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Belum Bisa Sediakan Beras Jenis Premium

Kompas.com - 01/02/2014, 14:40 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, masih harus mengeluarkan rekomendasi untuk mendatangkan beras-beras jenis premium karena jenis beras tersebut belum bisa diproduksi di dalam negeri.

Dirjen PPHP Kementan, Yusni Emilia mengakui arah untuk memproduksi beras premium sedang  diupayakan. Salah satunya adalah dengan pengembangan varietas unggul. "Tentu ke arah sana kita lakukan, varietas unggul kita kembangkan. Tapi untuk target swasembada pangan saja kita dibayangi pengembangan lahan sawah yang minim," terang Yusni, di Jakarta, Sabtu (1/2/2014).

Beras premium dimanfaatkan untuk segmen pasar kelas atas yang dijual di pasar modern, dikonsumsi asing, dan orang yang harus mengkonsumsi beras berkadar gula rendah.

Sebagaimana diketahui, muncul isu impor beras kelas medium dari Vietnam yang beredar di Pasar Induk Cipinang. Hal itu ditengarai akibat kesamaan kode harmonized system (HS) antara beras premium dan beras medium.

Sementara itu, Bulog menyatakan bahwa Indonesia sudah memproduksi surplus. Yusni pun menjelaskan, sepanjang 2013 lalu Kementan hanya mengeluarkan rekomendasi importasi beras jenis premium.

Sebanyak 417.000 ton beras khusus atau premium didatangkan dari luar negeri seperti Basmati, Japonica, Thai hom mali, dan juga beras khusus untuk penderita diabetes.

"Ini termasuk beras pecah 100 persen. Beras ketan pecah 100 persen. Benih padi hibrida dan beras ketan utuh. Yang paling besar itu beras ketan pecah 100 persen yang untuk industri sebanyak 194.558 ton," sambungnya.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo mengatakan, paradigma pemerintah dalam penyediaan beras premium harus diubah. Utamanya, kata dia, untuk konsumen asing, harus mau mengonsumsi beras yang diproduksi di dalam negeri.

"Indonesia ini kan negara yang punya martabat, kenapa pemerintah memberikan keistimewaan. Konsekuensinya orang asing mau tinggal di Indonesia, harus mau makan beras Indonesia. Jadi paradigmanya yang diubah," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com