Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah: Harga BBM di Negeri Miskin Saja Lebih Mahal

Kompas.com - 13/02/2014, 18:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia dinilai sangat murah. Padahal produksinya minim sementara kebutuhannya terus meningkat. Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan, Askolani membandingkan, harga BBM Indonesia jauh lebih murah dibanding negara lain yang perekonomiannya di bawah Indonesia.

"Di Vietnam saja yang negara miskin dengan pendapatan per kapita lebih rendah dari kita, harga BBMnya sudah Rp 12.000-Rp 13.000 per liter. Tidak perlu membandingkan dengan harga BBM di Australia dan Amerika Serikat yang sudah di atas Rp15.000 per liter," tutur Askolani, di Jakarta, Kamis (13/2/2014).

Sekadar informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita 2013 diperkirakan mencapai Rp 36,5 juta. Kepala BPS Suryamin, Rabu (5/2/2014) menuturkan, ada laju peningkatan sebesar 8,88 persen dibanding PDB perkapita tahun 2012 yang sebesar Rp 33,5 juta.

Askolani mengatakan, pada 2013 ketika ada kenaikan harga BBM, jumlah permintaan BBM bisa ditekan separuhnya. Sepanjang 2010-2011 kebutuhan BBM tiap tahun naik 4 juta kiloliter. Namun, pada saat kenaikan harga 2013, pertumbuhannya hanya 2 juta kiloliter. Menurutnya, masyarakat Indonesia sudah sangat nyaman dengan harga BBM saat ini.

Di lain pihak, negara menanggung beban subsidi energi tiap tahun sebesar Rp 350 triliun, terdiri dari subsidi BBM Rp 250 triliun, dan subsidi listrik Rp 100 triliun. "Uang kita habis untuk BBM subsidi. Harus ada effort yang sistematis," tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com