Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi, Rupiah Mencoba Pertahankan Tren Naik

Kompas.com - 17/02/2014, 07:21 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Laju nilai tukar rupiah berada di zona hijau dengan bergerak menguat sepanjang pekan kemarin. Kondisi itu coba dipertahankan di awal pekan ini, Senin (17/2/2014), sambil menunggu sentimen-sentimen dari eksternal maupun internal.

Rupiah menghijau sejak awal pekan lalu, terimbas rilis kenaikan indeks consumer confidence dalam negeri yang melengkapi rilis data-data positif makroekonomi Indonesia beberapa hari sebelumnya. Padahal ada sentimen negatif dari laju poundsterling yang melemah dengan indikasi Bank of England akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuannya di level rendah.

Sentimen negatif lain yang tak mempan menghadang rupiah pada pekan lalu adalah dollar Australia yang terdepresiasi seiring ekspektasi meningkatnya angka pengangguran Australia dan perkiraan apresiasi yen seiring kabar penurunan industrial production beberapa negara Eropa yang mendongkrak nilai aset safe haven.

Meski demikian, rupiah sempat pula mengalami pelemahan karena pelaku pasar kembali menahan diri mentransaksikan rupiah seiring antisipasi terhadap pidato perdana Jennet Yellen sebagai Gubernur The Fed pada pekan lalu.

Di sisi lain, ada rilis kenaikan house price tahunan Australia yang berimbas pada naiknya nilai tukar dollar Australia. Begitu pun dengan poundsterling yang juga menguat seiring rilis penjualan ritel Inggris yang menunjukkan akselerasi.

Menarik melihat pergerakan laju nilai tukar rupiah yang berhasil menguat justru setelah pidato Gubernur The Fed, berbanding terbalik saat pidato-pidato Gubernur The Fed sebelumnya dimana laju rupiah cenderung terkoreksi.

Pelaku pasar diduga mencoba mengasumsikan positif pidato itu, menyusul komitmen Janet Yellen memajukan ekonomi AS. Kebijakan itu diperkirakan bakal berpengaruh pada laju ekspor Indonesia yang nantinya pun berimbas positif pada neraca perdagangan.

Riset Trust Securities menyatakan ekspektasi akan terus membaiknya kondisi makroekonomi Indonesia membuat nilai tukar rupiah bertahan di jalur positif. Bahkan rilis dipertahankannya level BI rate pada posisi 7.50 persen turut membuat laju nilai tukar rupiah tidak mengalami pelemahan.

Pelaku pasar, menurut Riset Trust Securities melihat keputusan dipertahankannya BI rate adalah untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang sempat melambat setelah tiga kenaikan BI rate sebelumnya. Rilis defisit neraca transaksi berjalan yang turun signifikan menjadi 4 miliar dollar AS atau 1,98 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) dinilai turut menambah sentimen positif.

Laju rupiah bertahan di atas support Rp 12.276 per dollar AS. Rupiah pekan ini diproyeksikan di kisaran level Rp 12.266 sampai Rp 12.143 per dollar AS dalam kurs tengah Bank Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com