Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Perluas Kawasan Ekonomi Khusus

Kompas.com - 18/02/2014, 12:26 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah akan memperluas kawasan ekonomi khusus (KEK) setelah Sei Mangke, Sumatera Utara, dan Tanjung Lesung.

“Sidang Dewan Nasional kali ini membahas hal penting, kita melihat, mengevaluasi KEK yang sudah kita tetapkan (Sei Mangke dan Tanjung Lesung), dan 3 KEK baru yang akan kita usulkan ke Presiden,” ujar Menko Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, di Jakarta, Selasa (18/2/2014).

Ketiga daerah yang diusulkan tersebut adalah Tanjung Api-api, Mandalika, dan Morotai.

Hatta menjelaskan, Tanjung Api-api akan menjadi KEK berasis agro, seperti sawit. Selain itu, di sana akan dikembangkan pula industry hilir karet, dan minerba, utamanya gasifikasi batubara. Tanjung Api-api akan dihubungkan dengan kerta api, dan Pelabuhan Samudera, dimana Pelabuhan Bong Baru telah mengalami pendangkalan.

Investasi awal akan dilakukan oleh beberapa investor seperti PT Pupuk Sriwijaya senilai Rp 2,7 triliun, dan PT Taiba 1,4 miliar dollar AS. PT Taiba merupakan perusahaan industry hilirisasi batubara. Selain itu, ada juga PT Hanaruba Sawit Kencana, dan PT Sawit Agro Industri.

“KEK kedua yang kita usulkan, Mandalika berbasis wisata,” kata Hatta.

Beberapa investor di KEK ini adalah PT Bali Tourism Development Corporation (BTDC), PT MNC Land, dan PT Gobel International. Karena berbasis wisata, daerah ini akan banyak berupa resort. Untuk tahap awal akan dibangun hotel-hotel di lahan seluas 1200 hektar.

Adapun KEK ketiga yang diusulkan adalah Morotai yang berbasis industri. Hatta mengatakan, ada 7 zona berbasis industri ini,  diantaranya resort, pariwisata, bisnis, perikanan, dan sebagainya. Untuk tahap awal, KEK akan dibangun di area seluas 1.250 hektar. Beberapa investor yang masih di Morotai antara lain Taiwan ICDF, PT Evergreen, dan PT Everspring Marine.

“Semua sudah menyatakan minat masuk di sana, Morotai ini dekat dengan Jepang dan Taiwan, negara industri yang memiliki kepentingan mengembangkan industri sama dengan Indonesia,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com