Adapun rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross per 31 Maret 2014 tetap terjaga di angka 0,8 persen. Rasio tersebut jauh dibawah ketentuan maksimum Bank Indonesia sebesar 5 persen.
"Bank OCBC NISP akan senantiasa meningkatkan kualitasnya secara berkesinambungan, guna memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah. Upaya tersebut termasuk menghadirkan program-program unggulan yang bernilai tambah bagi nasabah," kata Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja dalam pernyataan resmi di Jakarta, Senin (28/4/2014).
Dari total portofolio kredit yang disalurkan, 42 persen berbentuk modal kerja, sedangkan 39 persen diperuntukkan untuk investasi. Adapun 19 persen dari total kredit disalurkan untuk kredit konsumer.
Penyaluran kredit terbesar berada pada sektor perdagangan dan perindustrian dengan persentase masing-masing sebesar 25 persen, kemudian diikuti oleh sektor jasa 22 persen, pertanian dan pertambangan 7 persen, konstruksi 2 persen dan lainnya 19 persen.
"Hal ini sejalan dengan strategi yang dilakukan oleh Bank OCBC NISP untuk menjaga kualitas kredit antara lain dengan melakukan diversifikasi sektor usaha, besaran setiap pinjaman, dan jangka waktu," ujar Parwati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.