Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Sektor Pertanian Hanya Separuh dari Biaya Perjalanan Pejabat

Kompas.com - 28/04/2014, 20:28 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat ekonomi Didik J. Rachbini menilai, beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat ini sudah terlalu berat, lantaran belanja rutin pemerintah, dan subsidi.

"Kalau enggak dibenahi, Presiden yang baru enggak bisa bikin apa-apa karena tidak ada sisa (anggaran) untuk membangun," kata anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN) itu, ditemui usai diskusi, di Jakarta, Senin (28/4/2014).

Padahal, kata Didik, kebijakan APBN adalah kebijakan yang langsung bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Saat ini negara tidak punya sisa anggaran untuk membangun berbagai infrastruktur karena pemerintah boros, seperti dalam hal perjalanan dinas, dan subsidi.

"Caranya ya harus diefisiensikan beban macam-macam ini untuk membangun," ujar pendiri INDEF tersebut.

Pertama, kata Didik, biaya perjalanan dinas harus dibuat lebih hemat. Kedua, lanjutnya, pemerintah tidak perlu boros membangun kantor-kantor mewah. Lebih lanjut, selain yang disebutkan tadi, dia menambahkan, ada banyak puluhan ruang yang bisa dihemat, seperti kegiatan rapat pemerintah.

"Kalau tidak, nanti Presiden tidak punya apa-apa. Anggaran habis untuk bayar pegawai negeri, habis untuk subsidi, habis ditranfer ke daerah. Harus, wajib dirombak. Sekarang ini lemak-lemaknya berat," kata dia.

Sementara itu, mantan Menko Bidang Perekonomian, Rizal Ramli menyebut, biaya perjalanan dinas para pejabat kelewat mewah. Dia bilang, biaya perjalanan pejabat saat ini sekitar Rp 32 triliun, artinya dua kali anggaran untuk sektor pertanian yang sebesar Rp 15 triliun.

"Tidak usah ditanya, pemerintah prioritasnya pertanian atau pelesiran? Jawabannya pelesiran. Makanya tidak aneh kalau Indonesia impor segala macem," sebut Rizal.

Padahal, lanjut Rizal, dengan kemudahan teknologi informasi dan komunikasi, salah satunya internet, saat ini rapat atau koordinasi tidak harus berada di satu tempat, dan tentunya bisa menghemat biaya.

"Kalau pemerintah enggak berani bongkar anggaran, cuma mengganti asumsi ekonomi, (pemerintah baru) tidak memberikan manfaat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com