"Dari data kami mungkin hanya 11 persen pembiayaan kami untuk wilayah di Indonesia Timur, selebihnya yaitu 80 persen lebih masih di Indonesia Barat seperti Pulau Jawa, dan Sumatera," kata Direktur Utama PT SMI, Emma Sri Martini, usai paparan publik di Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Ia menjelaskan bahwa sangat sedikit sekali perusahaan swasta yang berniat membangun listrik ataupun jalan untuk membangun infrastruktur di Indonesia Timur. Termasuk yang meminta pendanaan melalui SMI. Sehingga diperlukan dukungan pihak pemerintah.
"Pemerintah harus terlibat dalam proyek tersebut, susah jika swasta tidak mau melakukan proyek tersebut, pada umumnya mereka (swasta) enggan masuk ke wilayah tersebut, dan mereka juga enggan menghitung resiko keuntungannya," katanya.
Pembiayaan SMI sudah mencapai Rp 4,54 triliun pada Desember 2013. Pada tahun ini, SMI menargetkan komitmen pembiayaan sekitar Rp 5,5 triliun atau naik 22,8 persen dari target tahun lalu sebesar Rp 4,47 triliun.
Perseroan tengah menyiapkan proyek kerja sama pemerintah-swasta (KPS) yang difasilitasi perseroan seperti sistem penyediaan air minum (SPAM) Umbulan senilai Rp 2 triliun, kereta api Bandara Soekarno-Hatta sebesar Rp 20 triliun, dan pengelolaan sampah di Batam dengan nilai mencapai Rp 1,2 triliun.
Hari ini perseroan menggelar paparan publik dalam rangka penawaran umum obligasi I PT Sarana Multi Infrastruktur Tahun 2014 senilai Rp 1 triliun. Ini adalah obligasi pertama yang diterbitkan PT SMI.
Dalam penerbitan obligasi PT SMI, bertindak sebagai wali amanat adalah PT Bank Mandiri Tbk, sedangkan penjamin pelaksana emisi terdiri atas PT CIMB Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Securities, PT Mandiri Sekuritas. (Arif Wicaksono)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.