Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan "Coastal Shipping", Omzet Warung di Pantura Dipertimbangkan

Kompas.com - 08/05/2014, 18:22 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perhubungan, EE. Mangindaan menuturkan, pemerintah tetap memikirkan dampak sosial dari pemindahan angkutan barang dari darat ke laut. Selama ini telah terbentuk hubungan yang saling menguntungkan antara pengemudi dan warung makan di sepanjang alur pantai utara (Pantura) Jawa.

“Yang sudah menjadi simbiosis mutualisme, jadi saling menguntungkan, seperti warung-warung, sopir, terus kendaraan truk yang sudah biasa itu, mereka bisa kehilangan omzet. Saya pertimbangkan itu,” ujar dia ditemui di Kantor Kemenko, Jakarta, Kamis (8/5/2014).

Mangindaan mengakui, dengan implementasi angkutan barang lewat laut (coastal shipping)  akan berdampak kepada masyarakat di Pantura. Namun demikian, Kementerian Perhubungan mempertimbangkan untuk tetap mengizinkan truk-truk bermuatan jenis tertentu melalui jalan darat.

“Mungkin akan kita bikin yang berat-berat seperti semen, kemudian alat konstruksi itu harus lewat coastal shipping atau kereta api. Sedangkan yang lainnya tetap saja lah, asal lewat jembatan timbang tidak bermasalah beratnya. Dampak sosial harus kita perhatikan,” tegas dia.

Setelah jalur ganda kereta api lintas Jawa (double track) resmi beroperasi, Kementerian Perhubungan bakal mengeluarkan aturan main, barang apa saja yang bisa diangkut lewat darat, jalur kereta api, juga coastal shipping.

“Sudah kita rapatkan, tinggal nunggu keputusan. Setelah double track, tinggal kita milih,” pungkasnya.

Sebagai informasi, coastal shipping diharapkan bisa mengurangi beban jalur Pantura. Data Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) mencatat, tingkat perekonomian Jalur Pantura Jawa yang menopang sekitar seperempat perekonomian Indonesia (26,5 persen).

Selain itu, nilai ekspor-impor dari jalur Pantura mencapai 38,5 persen dari nilai ekspor-impor nasional. Akibatnya, mobilitas logistik di Pulau Jawa pun sebagian besar terkonsentrasi di Jalur Pantura sepanjang 1.316 km, yang diperkirakan mencapai 800 juta ton per tahun.

Padahal kapasitas jalur Pantura hanya 400 juta ton per tahun, sehingga Jalur Pantura merupakan jalur terpadat di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com