Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abaikan Pesisir, Pemerintah Dinilai Teruskan Kebijakan Kolonial

Kompas.com - 18/05/2014, 07:53 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memiliki kodrat sebagai bangsa maritim. Tetapi kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini lebih menitikberatkan pada pola pembangunan kontinental alias daratan.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Rokhmin Dahuri, mengatakan pola pikir bangsa dan kebijakan pembangunan sangat daratan sentris. Kebijakan tersebut sama saja meneruskan kebijakan masa kolonialisme Belanda dulu.

"Pola pikir bangsa dan kebijakan pembangunan daratan sentris (peninggalan kolonialisme) itu sama saja dilanjutkan oleh Pemerintah," ujar Rokhmin Dahuri, Sabtu (17/5/2014).

Menurutnya, salah satu faktor penyebab rendahnya kinerja pembangunan wilayah pesisir dan lautan Indonesia adalah karena dukungan kebijakan politik-ekonomi yang masih terlalu kecil. Sehingga tidak seimbang antara anggaran dengan luas wilayah pesisir dan lautan serta pembangunan yang ada di dalamnya.

Sementara itu, Bambang Wibawarta, Wakil Rektor UI mengatakan bahwa pembngunan saat ini masih sangat kontinental. Pemerintah belum memiliki strategi besar untuk memanfaatkan potensi kelautan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Saat ini pemanfaatan kelautan kita masih sangat kecil. Kita belum punya grand strategi untuk mengembngkan potensi laut kita," kata Bambang.

Untuk memutus tali rantai krisis identitas sebagai bangsa maritim, maka dibutuhkan peran pendidikan untuk merubah mindset kontinental saat ini kembali ke kodratnya menjadi bangsa maritim.

"Pendidikan kita harusnya menjadi ujung tombak merubah mindset ini. Pendidikan kesenian kita misalnya, hanya mengajarkan tari-tarian tetapi tidak berbicara mengenai mindset negara maritim," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com