Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Jembatan Selat Sunda Sudah Mendunia

Kompas.com - 24/05/2014, 16:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Proyek Jembatan Selat Sunda rupanya sudah mendunia. Bahkan, yang menyebut sudah mendunia tersebut bukan warga Indonesia. 

Staf Ahli Pengembangan Kerja Sama Pemerintah Swasta Bappenas, Lukas Hutagalung, bercerita, dia terkejut ketika salah seorang investor asal Korea, yang dia temui beberapa waktu lalu, terlihat sangat bersemangat membahas soal Jembatan Selat Sunda (JSS).

"Saya tanya, loh Anda tahu proyek JSS dari mana?" tanya Lukas kepada investor tersebut.

"Loh Pak, proyek JSS itu sudah mendunia, semua orang tahu," ucap Lukas menirukan jawaban si investor.

Ditemui seusai bincang-bincang Kompasiana Nangkring bareng PT JM, Sabtu (24/5/2014), Lukas menceritakan, dia telah bertemu dengan sejumlah investor dan ahli-ahli jembatan, salah satunya adalah investor asal Korea itu.

Ia mengatakan, proyek yang masuk MP3EI itu memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi, di samping anggaran yang dibutuhkan juga besar, sekitar Rp 200 triliun hingga Rp 250 triliun.

Dari perbincangannya dengan para pakar, Lukas memaparkan, ada sejumlah risiko teknis, seperti pasang surut air laut, ombak yang tinggi, adanya gempa tektonik, dan lokasinya yang dekat dengan patahan sesar Selat Sunda, dan juga potensi gunung berapi.

"Jadi, kalau proyek ini jadi, ini merupakan kemenangan dari para pakar jembatan seluruh dunia. Bayangin," ujar Lukas.

Atas dasar besarnya anggaran dan risiko yang tinggi itu, proyek JSS dinilai lebih baik dibangun dengan sistem "gotong royong".  "Kita jangan serahkan kepada satu pihak. Tapi, kita bangun konsorsium dari swasta-swasta," katanya.

Dia menambahkan, pengembalian investasi dari proyek Rp 200 triliun itu memang lama. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika swasta yang membangun JSS adalah gabungan perusahaan atau konsorsium.

Di samping itu, Lukas mengatakan, pemerintah juga bisa mencontek proyek Jakarta Monorail, di mana pihak swasta diberikan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan secara wajar, misal mengembangkan kawasan di sekitar JSS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com