Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Minus, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Terus Turun

Kompas.com - 29/05/2014, 13:02 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti dari Fakultas Ekonomi Unversitas Gadjah Mada Akhmad Akbar Susamto menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak beberapa tahun lalu selalu menunjukkan tren menurun. Puncaknya, pada kuartal I 2014 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya menyentuh 5,21 persen.

"Pertumbuhan ekonomi dari 2010 sampai sekarang terus menurun. Kecenderungan perkembangan ekonomi 3 bulan terakhir dibandingkan periode sama tahun sebelumnya turun," kata Akhmad di Jakarta, Rabu (28/5/2014).

Pertumbuhan ekonomi yang rendah, kata Akhmad, disebabkan ekspor yang mencatatkan minus. Penurunan konsumsi pemerintah memang terjadi, akan tetapi dampaknya tidak signifikan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economis (CORE) Indonesia Hendri Saparini mengatakan, dengan tren penurunan tersebut, target capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen pada tahun 2014 akan sulit dicapai.  Pada kuartal I 2014 saja perekonomian Indonesia telah mengalami perlambatan.

Undang-Undang Mineral dan Batubara (UU Minerba) diakui Hendri membuat kinerja ekspor Indonesia menurun.

"Pada triwulan I 2014 laju perekonomian kita terus melambat. Dampaknya karena pemberlakukan UU Minerba itu jadi tidak mengekspor ore lagi. Target 5,8 (persen) itu akan sulit," ujar Hendri.

Namun demikian, Hendri memprediksi pada kuartal II 2014 laju perekonomian akan lebih baik dibandingkan sebelumnya, meskipun perekonomiannya tidak lebih tinggi. Peningkatan konsumsi rumah tangga pada bulan Ramadhan dan menyambut hari raya Idul Fitri diakuinya menjadi faktor pendorong laju perekonomian.

"Pemerintah harus tetap menjaga laju inflasi memasuki puasa dan Lebaran agar daya beli masyarakat tetap stabil. Nanti di triwulan III dan IV mungkin lebih baik karena sudah ada presiden baru," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com