"Sekarang kalau mencermati pelabuhan maupun bandara, profit lebih mengemuka dibandingkan pelayanan, seharusnya tidak demikian," ujar Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Logistik Carmelita Hartoto, dalam keterangan pers, Rabu (4/6/2014).
Menurutnya,pelaku usaha logistik mengeluhkan adanya pendekatan tarif dalam menyelesaikan sejumlah masalah di pelabuhan seperti memburuhknya dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok beberapa waktu lalu. Sehingga investasi yang seharusnya dapat menurunkan biaya logsitik justru memberikan dampak sebaliknya.
Carmelita yang juga Ketua Umum Indonesian National Shipowners' Association (INSA) mengungkapkan, perusahaan layanan publik yang berorientasi kepada keuntungan akan terdorong untuk menaikkan tarif. Sehingga hal itu berdampak pada biaya logistik yang ikut mahal.
"Indonesia sudah negara paling boros dalam urusan biaya logistik, yakni 26 persen terhadap PDB, hal ini harusnya dilihat secara bersama dan terus diupayakan untuk diturunkan,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.