Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Isu Lowongan Kerja, Janji Murahan Capres

Kompas.com - 14/06/2014, 16:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Program kebijakan penciptaan lapangan kerja dari Calon Presiden Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa secara teori cukup menjanjikan. Soalnya, penciptaan lapangan kerja melalui sektor industri manufaktur dan industri pertanian memang menciptakan banyak lapangan kerja. Namun pertanyaannya bagaimana caranya visi dan misi ini direalisasikan.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati menilai, program visi misi penciptaan lapangan kerja pasangan Prabowo-Hatta bukanlah program yang baru. Para calon presiden dan calon wakil presiden dari tahun-tahun sebelumnya juga telah pernah menjanjikan hal serupa, tapi setelah berkuasa, mereka sulit merealisasikan janji-janji surga tersebut.

"Saat ini pemerintah itu selalu kesulitan mencari instrumen untuk mendorong program tersebut tercapai. Secara fakta penciptaan lapangan kerja itu tidak mudah. Dan lowongan kerja yang dijanjikan juga tidak berkualitas atau murahan," ujarnya kepada KONTAN beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, perlu upaya konkret dan kerja fokus untuk menambah lapangan pekerjaan selain mengundang investor asing masuk dan membuka lapangan pekerjaan di sektor pertanian. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur dasar dan efisiensi bagi industri dalam menjalankan usahanya. Tanpa langkah konkrit, maka visi misi kebijakan lapangan kerja Prabowo-Hatta hanya sebatas janji manis di bibir saja.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Ma Chung, Dodi Arifianto mengungkapkan hal senada. Menurutnya, menarik industri dari China untuk relokasi di Indonesia bukan lagi kebijakan populer. Buruh di Indonesia sudah tidak lagi bisa dibayar murah. "Yang dibutuhkan adalah lapangan kerja yang berkualitas. Sekarang bukan lagi era buruh murah," tandasnya.

Selain itu, untuk membuka lapangan pekerjaan, pemerintah harus membenahi berbagai sektor pendukung. Baik itu dari sisi energi, listrik, jalan, transportasi, kepastian hukum dan birokrasi, serta kemudahan perizinan. Justru dari sektor pendukung ini, Indonesia masih kalah dengan beberapa negara lain di ASEAN.

Dodi juga meragukan apakah produk-produk manufaktur asal China tertarik masuk ke Indonesia. Soalnya, margin keuntungan yang tipis produk China tidak terlalu menggiurkan. Justru produk industri dari Taiwan, Jepang dan Korea Selatan dianggap saat ini lebih menjanjikan ketimbang Tiongkok. (Noverius Laoli)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com