Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditjen Pajak Mengeluh Tak Bisa Garap Sektor UMKM

Kompas.com - 30/06/2014, 15:04 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengenaan pajak terhadap sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) selama ini dinilai sulit. Padahal, pelaku di sektor ini sangat banyak jumlahnya dan potensi penerimaan pajak terhadap sektor ini pun tak kalah besar.

"Sektor informal, UKM itu jumlahnya jutaan. Seperti di sektor perdagangan, toko, bengkel, restoran di daerah-daerah itu banyak sekali yang belum tercatat ijinnya, datanya susah diperoleh. Kita belum bisa meng-cover itu. Kapasitas Ditjen Pajak kecil," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Fuad Rahmany saat rapat dengan Badan Anggaran DPR, Senin (30/6/2014).

Ke depan, lanjut Fuad, Ditjen Pajak harus meningkatkan kapasitas operasional maupun infarstruktur, termasuk sumber daya manusia (SDM). Untuk menarik pajak dari UKM, Fuad mengakui Ditjen Pajak tidak ada bedanya dengan perbankan saat menyalurkan kredit untuk segmen UKM.

"Ditjen Pajak sama dengan bank. Kalau memberi kredit ke korporasi lebih mudah dibandingkan kredit UKM. UKM itu ada ribuan, susah. Sehingga tidak banyak bank yang sukses di UKM. Kami juha memajaki UKM sama dengan bank membiayai UKM," ujar Fuad.

Dalam hal ini, Fuad menyoroti sedikitnya jumlah pegawai Ditjen Pajak. Selama 10 tahun terakhir, jumlah pegawai tidak pernah bertambah, sementara jumlah wajib pajak sangat banyak sehingga tidak bisa seluruhnya terjangkau.

"Ditjen Pajak tidak ditambah jumlah pegawainya ya jadinya tidak bisa menjangkau. Ini harus dipikirkan. Jangan sampai ada kendala birokrasi sehingga Ditjen Pajak tidak bisa tambah pegawai. Sementara kita persiapkan pegawai bisa 2 tahun. Ini tantangan besar dan masalah mendasar," papar Fuad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com