Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AirAsia Masuki Pasar Jepang

Kompas.com - 02/07/2014, 08:25 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - AirAsia mengumumkan akan segera mendirikan AirAsia Jepang. Maskapai bertarif rendah (Low Cost Carrier /LCC) ini menggandeng Octave Japan Infrastructure Fund I GK (Octave), Rakuten Inc. (Rakuten), Noevir Holdings Co.Ltd. (Noevir), dan Alpen Co.Ltd. (Alpen).

"Kami sangat senang dapat kembali ke Jepang, dan kali ini bersama Octave, Rakuten, Noevir, dan Alpen. Saya sangat percaya bahwa AirAsia Jepang, yang akan dipimpin oleh Odi (Odagiri Yoshinori) dan kerja sama yang kuat dengan para investor baru, akan dapat merealisasikan visi kami untuk merevolusi segmen penerbangan berbiaya hemat di Jepang," kata Tony Fernandes, CEO Grup AirAsia, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/7/2014).

Tim AirAsia Jepang saat ini sedang berusaha untuk mendapatkan izin operasional yang dibutuhkan dari pihak otoritas terkait. AirAsia berharap semuanya dapat berjalan dengan lancar dan bisa memulai layanan penerbangan domestik serta internasional di musim panas tahun 2015.

Presiden Direktur AirAsia Jepang, Odagiri Yoshinori, mengatakan siap untuk kembali ke pasar LCC di Jepang. Dengan kerja sama tim yang baik, Odagiri berharap dapat membawa model bisnis low-cost AirAsia kembali sukses di Jepang.

"Afiliasi kami di Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, dan India telah berhasil mendapatkan respons yang sangat bagus dari pasar mereka masing-masing. Oleh karena itu, kami akan berusaha agar AirAsia Jepang berhasil dan memperoleh respons yang sama. Kami ingin berterima kasih kepada para investor yang telah memberikan kepercayaan kepada kami, dan kami sangat menantikan untuk bekerja sama lebih dekat dengan mereka,” ujarnya.

Rakuten, yang berdiri pada Februari 1997 di Jepang, memiliki beberapa bisnis utama seperti layanan Internet (e-commerce, travel), layanan keuangan (bank, kartu kredit, sekuritas, dan lain-lain), telekomunikasi dan juga olahraga profesional. Sementara Noevir, yang berdiri pada bulan Maret 2011 di Jepang, memiliki bisnis utama diantaranya kosmetik, farmasi dan makanan sehat, pakaian, serta penerbangan.

Alpen, yang berdiri pada Juli 1972 di Jepang, memiliki bisnis utama pembuatan dan penjualan peralatan ski serta berbagai peralatan olahraga lainnya termasuk golf, tenis, olahraga air, baseball, serta berbagai peralatan berlibur. Selain itu, Alpen juga mengelola beberapa resor ski, lapangan golf, dan klub kebugaran.

Sedangkan Octave berdiri pada bulan Mei 2014 di Jepang. Adapun bisnis utama dari perusahaan ini adalah membeli, memiliki, mengelola, menahan, menjual, dan mengatur saham AirAsia Jepang serta mengumpulkan saham AirAsia Jepang. (sanusi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com