Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirjen Bea Cukai: Baju Bekas Mengganggu Harga Diri Bangsa

Kompas.com - 05/07/2014, 17:49 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Guyuran baju-baju bekas yang masuk ke Indonesia sepanjang Januari-Mei 2014 masih tinggi. Sepanjang periode tersebut Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Kementerian Keuangan, menangani 82 kasus impor tekstil dan produk tekstil (TPT) terlarang, dengan potensi kerugian mencapai Rp 3,162 miliar.

“Baju bekas itu komoditi larangan, sehingga ada pembatasan. Kenapa? Pertama, dia mengganggu industri garmen. Kedua, mengganggu harga diri bangsa. Masa pakai barang bekas orang. Belum lagi masalah kesehatan, apakah barang itu bebas dari kuman?,” ungkap Dirjen Bea dan Cukai, Kemenkeu, Agung Kuswandono ditemui di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat malam (4/7/2014).

Agung menuturkan, setiap seminggu sekali DJBC menangkap kapal-kapal yang mengangkut baju-baju bekas dari Singapura dan Malaysia.  Dia menambahkan, dalam satu kapal ditemukan puluhan karung baju bekas, di mana setiap karung terdiri sekitar 300 potong pakaian. Baju-baju bekas umumnya masuk melalui jalur Selat Malaka, Nunukan, Tarakan, serta Pare-Pare.

“Dari 82 kasus itu mungkin ada yang lolos, karena banyaknya pintu masuk di daerah perbatasan. Itu setiap hari ratusan kapal bolak-balik. DJBC sebenarnya ada di pintu masuk itu, tetapi jumlah pegawai terbatas dan semakin banyak barang masuk. Jadi kita harus kerjasama dengan TNI dan Kepolisian,” ujar Agung.

Lebih lanjut Agung membenarkan, tingginya kasus impor TPT terlarang, pada Januari-Mei 2014, disebabkan masih ada permintaan dari dalam negeri. Dia mencontohkan, Pasar Senen merupakan salah satu tempat penampungan baju-baju bekas tersebut. Meski demikian, dibandingkan periode sama tahun lalu, jumlah temuan DJBC turun 13,68 persen.

Berdasarkan data DJBC, pada Januari-Mei 2013 ditemukan 95 kasus impor TPT terlarang, dengan potensi kerugian mencapai Rp 622,4 juta. (baca juga: "Lemari Besar" Pakaian Bekas itu bernama Indonesia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com