Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalur Pantura Membaik, Angkutan Lancar

Kompas.com - 07/07/2014, 14:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Operator bus antarkota dan antarprovinsi mengakui keadaan di jalur pantai utara Jawa membaik. Jalanan yang dulu berlubang-lubang kini telah ditambal dan diperbaiki. Hal tersebut mengakibatkan bus antarkota dan antarprovinsi bisa sampai di tujuan tepat waktu.

”Pekan lalu, biasanya bus terlambat tiga hingga empat jam sampai di tujuan. Namun, sejak tiga hari lalu, bus bisa datang tepat waktu,” kata Sutono, pengemudi bus Harta Sanjaya jurusan Jakarta, Solo, dan Madiun, saat ditemui di Terminal Pulogadung, Jakarta, Sabtu (5/7/2014).

Para sopir bus mengatakan, bagian jalur pantura yang masuk wilayah Provinsi Jawa Barat, seperti Pamanukan, Sukamandi, dan Ciasem, sudah diperbaiki meskipun belum dihaluskan dan masih berupa lapisan beton kasar. Sementara itu, wilayah pantura yang masuk ke dalam Provinsi Jawa Tengah, seperti Tegal dan Salatiga, masih mengalami perbaikan.

Kepala Operasional PO Harapan Jaya Syamsudin mengatakan, perbaikan jalur pantura amat membantu armada karena penumpang tidak lagi tersiksa menghadapi kemacetan yang berkepanjangan. Akan tetapi, menurut dia, keadaan lalu lintas masih semrawut.

”Sopir bus wilayah Jabar sering ugal-ugalan, mereka juga sering melawan arah. Padahal, jalanan tak terlalu lebar,” ujarnya.

Syamsudin mengeluh, di daerah Cirebon, petugas lalu lintas yang berwenang tidak pernah menegur sopir ugal-ugalan tersebut. Akibatnya, untuk menghindari jalur yang dipadati pengemudi yang mengebut, bus terpaksa mencari jalur lain. Sementara ketika melalui jalur alternatif tersebut, sopir bus harus membayar pungutan liar kepada warga sekitar.

Di samping persoalan bus antarkota dan antarprovinsi (AKAP) yang ugal-ugalan, menurut Sekretaris Jenderal Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Andriyansyah, volume kendaraan pengangkut barang juga bertambah. Hal ini merupakan kondisi yang lumrah menjelang Lebaran. Umumnya, jasa angkutan barang beroperasi hingga satu pekan sebelum Lebaran. Setelah itu, jalanan relatif digunakan hanya untuk angkutan penumpang. Para pengurus perusahaan otobus berharap lonjakan penumpang bisa terjadi pada pekan tersebut.

Seorang sopir bus rute Jakarta-Surabaya-Malang, Muhammad (50), mengatakan, ia telah menikmati kelancaran lalu lintas di jalur pantura sejak lebih dari seminggu yang lalu. Berangkat pukul 14.30 dari Malang, Jawa Timur, bus yang dikemudikan Muhammad tiba di Jakarta pukul 12.00 keesokan harinya.

”Sebelumnya, lalu lintas pantura macet karena ada sejumlah perbaikan jalan. Selama dua bulan, bus kerap baru tiba di Jakarta sekitar pukul tiga atau empat sore,” kata Muhammad.

Ia mencontohkan, kemacetan karena perbaikan jalan terjadi di ruas Indramayu-Subang-Cikalong (Jawa Barat) serta di wilayah Tegal (Jawa Tengah). Namun, kondisi jalan kini telah baik dan Muhammad relatif tidak menemukan titik-titik kerusakan lagi.

Senada dengan Muhammad, sopir bus PO Nusantara, Kaslan (53), tidak mengalami banyak hambatan dalam mengemudikan bus dari Lasem (Rembang, Jawa Tengah) ke Jakarta dan sebaliknya sejak sejumlah perbaikan di pantura selesai. Bahkan, bus bisa tiba lebih cepat.

”Saya berangkat dari Lasem pukul 15.30 dan sampai di Jakarta sebelum pukul 05.30, padahal ada waktu sahur juga sekitar satu jam. Normalnya, bus sampai di Jakarta sekitar pukul 06.00. Ketika macet karena perbaikan jalan kemarin, bus baru tiba pukul 09.00 atau 10.00,” ujar Kaslan.

Menurut Muhammad, tiba di Jakarta pukul 12.00 dalam perjalanan dari Malang sudah termasuk terlambat dari jadwal semestinya, yakni pukul 08.00. ”Belum mendekati Lebaran saja sudah macet begini karena pasar tumpah,” keluh Muhammad.

Kaslan mengeluhkan persoalan kerusakan jalan yang terus berulang setiap tahun walaupun program perbaikan terus ada. Alasannya, lokasi kerusakan dimanfaatkan oleh sejumlah orang untuk memungut uang lewat pengaturan lalu lintas yang tidak resmi. (A03/A15)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com