Mengutip harian Kompas, Kamis (24/7/2014), Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengungkapkan kerugian itu dipicu oleh beberapa hal, di antaranya situasi ekonomi dunia yang belum pulih, kenaikan harga bahan bakar minyak dan depresiasi nilai tukar rupiah hingga 20 persen, yang mempengaruhi biaya operasional. Sejauh ini, sekitar 75 persen biaya operasional perusahaan dalam dollar AS.
Di sisi lain, pendapatan operasional sepanjang paruh pertama tahun ini mencapai 1,73 miliar dollar AS atau setara Rp 19,89 triliun. Jumlah itu mengalami kenaikan sebesar 0,7 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan Garuda Indonesia, Pujobroto menambahkan, kenaikan harga bahan bakar sangat mempengaruhi biaya operasional perusahaan. Dengan layanan 600 penerbangan per hari, kebutuhan bahan bakar mencapai 1,8 miliar dollar AS per tahun. Komposisi biaya tersebut mencapai 35-40 persen dari total biaya operasional.
Saat ini Garuda mengoperasikan 140 unit pesawat. Menurut rencana, tahun ini akan didatangkan 27 pesawat baru, yang terdiri dari 2 unit pesawat Boeing 777-300 Aircraft, 4 pesawat Airbus A330, 12 pesawat Boeing 737-800NG, 3 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen dan 6 pesawat ATR 72-600.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.