Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rugi Rp 2,43 Triliun, Dirut Garuda Optimistis Semester II Lebih Baik

Kompas.com - 08/08/2014, 18:03 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Maskapai BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk, sepanjang semester-I 2014 membukukan kerugian sebesar 211,7 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,43 triliun. Namun, Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar optimistis, keuangan maskapai pimpinannya ini akan lebih baik pada semester II.

"Kalau masalah keuangan, saya kira tidak ada masalah. Kalau tertekan, itu karena memang dampak dari industri penerbangan saat ini," ujar Emirsyah di Kantor Garuda Cengkareng, Tangerang, Jumat (8/8/2014).

Dia menjelaskan, seperti tahun-tahun lalu, keuangan Garuda pada semester pertama memang selalu lebih kecil dibandingkan semester kedua. Atas data tersebut, Emirsyah yakin bahwa pada semester II, keuangan Garuda akan lebih baik. Keyakinan tersebut antara lain ditopang oleh adanya musim haji.

Dia menambahkan, kondisi tertekannya keuangan ini juga dialami oleh hampir semua maskapai penerbangan. Bahkan, kata dia, karena tertekannya keuangan tersebut, beberapa maskapai menutup rute penerbangan.

"Semester pertama, semua airline di region ini tertekan, bahkan tutup. Itu kan ada airline besar juga. Bulan Juni sudah positif. Bedanya dari tahun lalu, dampak kurs cukup besar. Mau menaikkan harga, terbentur tarif batas atas dari Kemenhub," katanya.

Emirsyah mengatakan, besarnya kerugian tersebut juga dipengaruhi oleh investasi yang dilakukan Garuda, yakni pembelian pesawat untuk peremajaan.

Menurut dia, jika tidak melakukan hal-hal tersebut, maka Garuda akan tertinggal dalam kompetisi bisnis penerbangan oleh maskapai penerbangan lainnya.

Baca: Semester I, Garuda Indonesia Rugi 2,4 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com