Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Harga BBM Naik Rp 3.000 per Liter, Inflasi Akhir Tahun 9 Persen

Kompas.com - 19/09/2014, 18:43 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia memperkirakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 3.000 per liter pada November 2014, akan membuat indeks harga konsumen hingga tutup tahun ini mencapai 9 persen.

"Skenario fiskal 2014 jika tidak ada kenaikan harga BBM bersubsidi, maka inflasi hingga akhir tahun 5,32 persen. Jika ada kenaikan Rp 3.000 pada November, inflasi bisa mencapai 9 persen," kata Mirza dalam diskusi di Jakarta, Jumat (19/9/2014).

Mirza menuturkan, setiap kenaikan Rp 1.000 per liter, maka dampaknya ke inflasi sekitar 1 persen hingga 1,5 persen. Artinya, kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 3.000 per liter akan memberikan dampak ke inflasis sebesar 3 persen hingga 3,5 persen. Sehingga, total inflasi hingga akhir tahun 2014 diperkirakan menyentuh 9 persen.

Mirza mengatakan, pemerintah seharusnya segera melakukan reformasi ekonomi, guna memberikan kepastian dan memperbaiki persepsi di pasar keuangan. Kondisi ekonomi makro sangat tertekan dengan tingginya subsidi BBM. Tiap bulan setidaknya dibutuhkan Rp 37 triliun hingga Rp 42 triliun untuk mengimpor BBM.

Di sisi lain, Mirza juga menyampaikan inflasi sebetulnya memakan daya beli masyarakat. Pendapatan seseorang tidak naik setiap bulan, namun harga-harga naik. Artinya, kalau inflasi naik melebihi pendapatan masyarakat, maka sebetulnya pendapatan riil masyarakat menurun. "Kalau inflasi tidak dikendalikan pendapatan masyarakat turun," kata dia.

Oleh karena itu, BI sangat fokus mengendalikan inflasi. Ada dua cara mengendalikan inflasi. Pertama, dari sisi riil adalah dengan menambah suplai. Sedangkan dari sisi moneter, yakni menekan permintaan masyarakat dengan menaikkan suku bunga.

Namun, dia mengakui, opsi kedua ini memiliki risiko lebih besar sebab ekonomi Indonesia masih perlu tumbuh. "Sehingga opsinya, cukupkan dulu suplai," ujar Mirza.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Denni Puspa Purbasari mengatakan, inflasi yang dialami masyarakat miskin secara riil akan jauh lebih besar dari inflasi nasional yang dirilis. Misalnya, jika inflasi nasional disebutkan 4 persen, maka inflasi masyarakat miskin bisa mencapai 9 persen. Sebab, sebanyak 70 persen pendapatan masyarakat miskin habis digunakan untuk pemenuhan pangan.

Dia menyarankan, karena dalam Undang-undang juga diatur bahwa masyarakat miskin harus mendapatkan subsidi, maka pemerintah bisa melakukan sistem targeted subsidi. Misalnya, memberikan kupon bensin kepada pengendara sepeda motor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com