Dia pun secara tegas meminta DPR RI untuk tidak mengunci volume BBM bersubsidi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015. "Kami minta jangan dikunci lagi. Belajar dari pengalaman 2014. Kenapa sih senengnya nyusahin pemerintahnya sendiri?" kata Chatib ditemui wartawan di kantornya, Jakarta, Jumat (26/9/2014).
Namun dia tidak menyebutkan kelompok yang dimaksud. Menurut dia, tim perumus APBN harus lebih fleksibel menyusun APBN 2015. "Saya heran tuh. Senang aja bikin. Dari kelompoknya sendiri juga nyusahin pemerintahnya sendiri," tuding Chatib.
Chatib tidak yakin dengan DPR yang pada kali ini mau menyusun APBN 2015 dengan lebih fleksibel. Dia pun enggan disalahkan jika kuota subsidi BBM tahun depan jebol, seperti prediksi tahun ini.
Chatib menegaskan, dia telah meminta fleksibilitas. "Saya enggak bilang kalau dipatok 46 juta kiloliter itu salah. Tapi yang paling penting itu fleksibilitas. Kalau terlampaui apa yang bisa dilakukan?" tandas lulusan Australia National University itu.
Sebagai informasi BBM bersubsidi tahun ini diperkirakan kelebihan kuota sebanyak 1,62 juta kiloliter. PT Pertamina (Persero) memperhitungkan, kuota sebanyak 46 juta kiloliter akan habis pada 24 Desember 2014 untuk jenis Premium, 22 Desember 2014 untuk jenis kerosine atau minyak tanah, dan pada 6 Desember 2014 untuk BBM bersubsidi jenis solar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.