Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Berkilah Tak Hanya Rupiah yang Melemah

Kompas.com - 29/09/2014, 18:57 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah beberapa hari ke belakang menukik hingga menembus kisaran level Rp 12.100 per dollar AS. Banyak pihak memandang pelemahan rupiah tersebut turut disebabkan pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Akan tetapi, Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri menekankan pelemahan rupiah tidak disebabkan pengesahan RUU Pilkada tersebut. Pelemahan nilai tukar, menurut dia, tidak hanya terjadi pada rupiah, namun juga pada mata uang negara-negara yang juga tergabung dalam Fragile Five, seperti India, Brasil, Afrika Selatan, dan Turki.

"Banyak pertanyaan kepada saya IHSG dan rupiah terkait soal (RUU) Pilkada. Brasil, Turki, India, dan Afrika Selatan juga melemah. Saya mau bilang, praktis dalam 1 bulan terakhir pelemahan nilai tukar hampir terjadi di semua major currencies," kata Chatib dalam konferensi pers RAPBN 2015 di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Senin (29/9/2014).

Chatib mengungkapkan, pelemahan pada nilai tukar terjadi lantaran bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan mempercepat kenaikan tingkat suku bunganya atau Fed Fund Rate. Gubernur The Fed Janet Yellen dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) menyatakan bisa saja kenaikan Fed Fund Rate dipercepat seiring membaiknya perekonomian AS.

"Ini kenapa pelemahan nilai tukar dan turbulensi terjadi. Yang terjadi di Indonesia, India, Turki, Brasil, dan Afrika Selatan trennya sama. Ini bukan soal RUU Pilkada atau RAPBN," ungkap Chatib.

Chatib mengungkapkan, gejolak pada nilai tukar sudah mulai terjadi dalam sebulan terakhir berkaitan dengan pertemuan FOMC The Fed. Kondisi ini, ujarnya, adalah kerangka berpikir yang penting dalam menyusun RAPBN 2015.

"Kami di Kementerian Keuangan sudah memperkirakan tahun 2015 merupakan tahun yang berat karena The Fed mulai menaikkan tingkat bunga dan kemungkinan lebih tinggi dari yang diperkirakan," sebut Chatib.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin: Kami Bingung...

Whats New
Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Ada Gangguan Persinyalan, Perjalanan KRL Lintas Bogor Terlambat 10-33 Menit Pagi Ini

Whats New
Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Pertagas: Budaya Keselamatan Kerja Bukan soal Mematuhi Aturan, tapi Rasa Bertanggung Jawab

Whats New
Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Investasi Reksadana adalah Apa? Ini Pengertian dan Jenisnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com