Namun, pertumbuhan ekonomi bukan tidak mungkin melebihi 6 persen jika Jokowi mengeluarkan kebijakan bagus.
Persoalannya, kata Bambang, lebih dari sekadar gejolak politik, Jokowi saat ini benar-benar dalam kondisi sumpek alias sempit. Dia bilang, Jokowi harus memimpin pemerintahan dengan ruang fiskal yang sempit, ruang moneter yang sempit, bahkan ruang politik yang sempit.
Ruang fiskal dan moneter memang sempit. Bambang menyebutkan, rasio pajak stagnan, sementara subsidi energi membengkak. Selain itu, probabilitas repatriasi modal asing pun tinggi.
"Kenapa ruang politik Jokowi sempit? Karena di belakangnya ada otoritas yang namanya Megawati. Di depannya ada oposisi," ucap mantan Menteri Keuangan Presiden Abdurrahman Wahid ini dalam acara Indonesia Knowledge Forum III 2014, di Jakarta, Jumat (10/10/2014).
"Jokowi itu dipegang cengel-nya (tengkuknya). Apa pun harus minta izin beliau. Semua langkah strategis harus minta izin beliau," lanjut Bambang.
Di sisi lain, sebagaimana diketahui, baik parlemen DPR maupun MPR dikuasai oleh partai koalisi pendukung Prabowo Subianto. "Itu yang saya bilang ruang politik sempit, ke depan kena, ke belakang kena. Itu kenyataannya, di samping ruang fiskal sempit, ruang moneter sempit. Betul-betul dia (Jokowi) ini, sumpek sekali pada masa ini," kata Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.