Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang Sudibyo: Jokowi ke Depan Kena, ke Belakang Kena

Kompas.com - 10/10/2014, 14:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com  Guru Besar Universitas Gadjah Mada Bambang Sudibyo menilai, Joko Widodo (Jokowi) akan menemui tantangan berat untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi sesuai target APBN 2015 sebesar 5,8 persen.

Namun, pertumbuhan ekonomi bukan tidak mungkin melebihi 6 persen jika Jokowi mengeluarkan kebijakan bagus.

Persoalannya, kata Bambang, lebih dari sekadar gejolak politik, Jokowi saat ini benar-benar dalam kondisi sumpek alias sempit. Dia bilang, Jokowi harus memimpin pemerintahan dengan ruang fiskal yang sempit, ruang moneter yang sempit, bahkan ruang politik yang sempit.

Ruang fiskal dan moneter memang sempit. Bambang menyebutkan, rasio pajak stagnan, sementara subsidi energi membengkak. Selain itu, probabilitas repatriasi modal asing pun tinggi.

"Kenapa ruang politik Jokowi sempit? Karena di belakangnya ada otoritas yang namanya Megawati. Di depannya ada oposisi," ucap mantan Menteri Keuangan Presiden Abdurrahman Wahid ini dalam acara Indonesia Knowledge Forum III 2014, di Jakarta, Jumat (10/10/2014).

"Jokowi itu dipegang cengel-nya (tengkuknya). Apa pun harus minta izin beliau. Semua langkah strategis harus minta izin beliau," lanjut Bambang.

Di sisi lain, sebagaimana diketahui, baik parlemen DPR maupun MPR dikuasai oleh partai koalisi pendukung Prabowo Subianto. "Itu yang saya bilang ruang politik sempit, ke depan kena, ke belakang kena. Itu kenyataannya, di samping ruang fiskal sempit, ruang moneter sempit. Betul-betul dia (Jokowi) ini, sumpek sekali pada masa ini," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com