Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyeksi, IHSG Rawan Melorot ke Level 4.800

Kompas.com - 14/10/2014, 08:27 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tekanan pelemahan diproyeksikan masih mewarnai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, Selasa (14/10/2014). Indeks rawan kembali melorot ke level 4.800an.

Pasar saham Amerika Serikat kembali melanjutkan pelemahannya. Hal itu terjadi seiring semakin meluasnya kekhawatiran terhadap pelambatan ekonomi global, di tengah ancaman penyebaran virus Ebola di Paman Sam. Koreksi dialami oleh Indeks Dow Jones Industrial Average sebesar 1,35 persen dan indeks S&P500 sebesar 1,65 persen.

Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh bursa global. Koreksi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 di Jepang yang anjlok 2,22 persen. Sedangkan indeks KOSPI Composite di Korea Selatan menguat tipis 0,22 persen. Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak variatif.

Dari dalam negeri, penyerapan anggaran hingga akhir Agustus 2014 dikatakan masih terkendali. Kementerian Keuangan mencatat defisit anggaran pada Agustus mencapai 1,15 persen dari produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 119 triliun. Meski begitu, Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku jika target pertumbuhan ekonomi 5,8 persen pada 2015 sulit dicapai.

Hal itu karena prospek normalisasi kebijakan moneter di AS dan penyehatan fiskal di dalam negeri. Di sisi lain, pelemahan rupiah menurutnya tidak serta-merta memantik ekspor, karena adanya perlambatan ekonomi Tiongkok, yang notabene merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia.

Sementara itu, investasi tidak akan mudah seiring prospek pengetatan moneter di dalam negeri untuk merespons penaikan suku bunga acuan The Fed.  

Analis Teknikal Mandiri Sekuritas mengungkapkan IHSG masih diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks bergerak konsolidatif dan melemah untuk kemudian ditutup pada level 4.913 atau turun 1,01 persen pada perdagangan kemarin.

"Indikator RSI masih di area konsolidasi. Hari ini indeks masih cenderung melemah dan coba menguji level terendah terdekat di 4.864 serta tertinggi 5.000," tulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com