"Dengan disparitas (harga BBM) semakin mengecil, saya pikir mendapatkan BBM sekarang jauh lebih mudah," ujar Sofyan dalam konferensi pers terkait dampak kenaikan harga BBM bersubsidi di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (20/11/2014).
Dia menjelaskan, nelayan memang sempat mengalami kesulitan mendapatkan solar sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi, lantaran perbedaan harga BBM bersubsidi dan BBM non subsidi terlampau lebar. Hal itu memungkinkan terjadinya penyalahgunaan BBM bersubsidi.
Namun, langkah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi diyakini akan membuat masyarakat lebih mudah mendapatkan BBM non subsidi karena kemungkinan penyalahgunaan BBM bersubsidi menjadi lebih kecil.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengklaim para nelayan tidak mempermasalahkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. "Kemarin bicara dengan 300 pengusaha kapal, cold storage, rata-rata berteriak keinginannya adalah availability (ketersediaan BBM). Maunya kapan mereka butuh, ada. Harga tidak masalah," ujar Susi di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Susi mengatakan, selama ini yang menikmati BBM bersubsidi adalah para pengusaha dengan kapal besar dan bukan para nelayan yang lebih berhak menerimanya. Ia menjelaskan, nelayan terbagi atas dua kelompok, yakni nelayan ikan dan nelayan "solar".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.