Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Nilai BI Tergesa-gesa Naikkan BI Rate

Kompas.com - 26/11/2014, 10:56 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan menjadi 7,75 persen dinilai langkah yang tergesa-gesa. "Iya (tergesa-gesa) langsung dia jebret," ucap Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Handaka Santosa, Rabu (26/11/2014).

Handaka mengatakan, tidak seharusnya pemerintah hanya memikirkan bagaimana menekan inflasi, namun mengabaikan pertumbuhan ekonomi. Kenaikan BI rate, Handaka menambahkan, menyebabkan daya beli masyarakat berkurang 5 persen. "Inflasi dijaga dengan ditekan itu beda," kata Handaka.

Handaka mengatakan, kenaikan suku bunga menyebabkan bermacam-macam angsuran yang harus dibayar masyarakat tambah mahal. "Nah itu menyebabkan daya belinya turun, karena dia akan menyelamatkan angsurannya dulu dong," kata Handaka.

Dampak dari turunnya permintaan pasar, menyebabkan pabrik-pabrik yang memproduksi pun turun. Akibatnya lagi, penyerapan tenaga kerja akan berkurang. Dampak lainnya, penggunaan bahan mentah untuk produksi juga berkurang.

"Menurut saya jangan terlalu tergesa-gesa, harus diamatin dulu. Ekonomi volume itu penting, jangan enak-enak aja menekan inflasi," kata Handaka.

BI mengumumkan kenaikan suku bunga acuan, hanya selang sehari setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com