"Impor gula ini pemerintah tidak mengimpor gula. Pemerintah mengimpor raw sugar sebagai bahan baku untuk membuat gula rafinasi untuk kebutuhan industri. Beda loh pengertiannya impor gula dengan raw sugar itu," kata dia di gudang Bulog Divre Jakarta-Banten, Jakarta, Senin (15/12/2014).
Rachmat lebih lanjut mengatakan, orang-orang yang menolak impor raw sugar sebetulnya tidak mengerti kondisi dalam negeri. "Kalau saya stop pabrik raw sugar, industri makanan minuman akan tutup. Kalau tutup, di sana juga ada pekerja. Kalau tutup, tidak bisa berproduksi, pasar kosong, harga naik, inflasi tinggi," jelas Rachmat.
Rachmat melanjutkan, hal itu disebabkan selama ini belum ada pabrik tebu yang membuat gula rafinasi untuk bahan baku industri. Gula rafinasi untuk kebutuhan industri memiliki spesifikasi tersendiri, meliputi standar kebersihan dan lainya.
Atas dasar itu, pemerintah perlu mengeluarkan investasi untuk membangun pabrik-pabrik industri. Rachmat mengutip kata Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut, perlu dibangun 10 pabrik gula lagi.
"Dengan konsep 100:10, artinya 100 ton rendemen 10. Karena pabrik gula kita itu cuma 6 persen rendemennya jadi tidak bisa mengisi pasar (industri) juga," kata dia.
Dia bilang, dengan membangun industri dalam negeri, maka kebutuhan gula rafinasi bisa diisi dari pabrik-pabrik lokal. Dengan begitu, impor pun bisa ditekan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.