Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Bisa Tambah Keuntungan Rp 20 Triliun jika Bangun Kilang Baru

Kompas.com - 17/12/2014, 17:43 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi atau tim anti-mafia migas menyebut penyakit yang bercokol di tubuh Pertamina saat ini adalah ketergantungan terhadap impor. Penyebabnya, kondisi kilang Pertamina yang memang sudah tua, sehingga impor bahan bakar minyak (BBM) lebih murah dibanding produksi sendiri.

Anggota tim anti-mafia migas, Darmawan Prasodjo mengatakan, padahal jika Pertamina membangun kilang baru (grassroot), maka perusahaan migas pelat merah itu akan mendapatkan tambahan keuntungan setidaknya Rp 20 triliun.

“Tadi ada diskusi mengoptimalisasikan dari supply-chain Pertamina. Kami menemukan total cost dari hilir itu 63,6 miliar dollar AS per tahun. Dari Petral memaparkan, kalau nilai tukar 12.500 saja itu sudah mendekati Rp 800 triliun per tahun, itu untuk public service obligation,” kata pria yang akrab disapa Darmo itu, Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Darmawan menjelaskan dari 63,6 miliar dollar AS tadi, sebanyak 57 miliar dollar AS adalah untuk biaya procuremen baik crude maupun produk. Perhitungan tim, jika Pertamina melakukan optimization 2,5 persennya saja, maka Pertamina sudah mendapatkan tambahan EBITDA sebesar 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 20 triliun per tahun.

Darmawan juga menjelaskan, jika Pertamina membangun kilang baru yang bisa mengolah minyak dengan kadar sulfur tinggi (contohnya sour crude) maka, biaya pengadaan BBM bisa dikurangi lagi 2 persen. “Itu sudah lebih dari Rp 10-Rp12 triliun per tahun,” imbuh dia.

Darmawan mengatakan, Pertamina dalam pertemuan tersebut juga memaparkan rencana strategis Refining Development Master Plan (RDMP) PT Pertamina (Persero) hingga 2025. “(Jika direalisasi) Itu ternyata bisa ada cost saving sekitar Rp 20 triliun, dan tentunya menambah EBITDA sebesar Rp 20 triliun dan tentunya menambah pendapatan bagi Pertmina,” pungkas Darmawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com