Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Turun, Januari 2015 Deflasi 0,24 Persen

Kompas.com - 02/02/2015, 11:38 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen pada Januari 2015 mengalami deflasi sebesar 0,24 persen. Inflasi dari tahun ke tahun tercatat 6,96 persen. Inflasi inti Januari 2015 sebesar 0,61 persen, dan inflasi inti tahun ke tahun sebesar 4,99 persen.

Kepala BPS Suryamin menyebut, deflasi pada bulan Januari 2015 disebabkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). "Deflasi 0,24 persen diakibatkan oleh kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil (minus) 4,04 persen. Ini karena penurunan harga BBM. Terjadi penurunan tarif angkutan dalam kota di beberapa kota, dan tarif angkutan udara," jelas Suryamin dalam paparan, Senin (2/2/2015).

Sejak 1973, Indonesia mencatat tiga kali deflasi pada Januari, yakni pada Januari 1973 sebesar 1,65 persen, Januari 2009 sebesar 0,07 persen, dan Januari 2015 sebesar 0,24 persen. Deflasi tertinggi Januari 2015 terjadi di kota Padang sebesar 1,98 persen, dan deflasi terendah terjadi di Bandung serta Madiun sebesar 0,05 persen. Sementara itu, Ambon menjadi kota dengan inflasi tertinggi pada Januari 2015, sebesar 2,37 persen.

Suryamin mengatakan, kelompok pengeluaran bahan makanan masih mengalami inflasi 0,60 persen, meski ada beberapa komoditas yang menyumbang deflasi seperti buncis, kacang panjang, ketimun, cabai merah, serta cabai rawit.

Sementara itu dari kelompok bahan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau masih mengalami inflasi 0,65 persen.  Kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi 0,8 persen. Sandang inflasi 0,85 persen, kesehatan inflasi 0,66 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi 0,26 persen.

Menurut Suryamin, seharusnya jika BBM turun, maka angkutan dan barang-barang juga turun. "Ke depan masih ada peluang untuk mengontrol inflasi," imbuh Suryamin.

Lebih lanjut dia bilang, menurut komponennya, inflasi inti tercatat sebesar 0,61 persen, deflasi harga diatur pemerintah tercatat 3,51 persen, inflasi harga bergejolak tercatat 0,55 persen, dan deflasi energi Januari 2015 tercatat 6,48 persen. "Ada yang belum mengikuti penurunan, harga yang bergejolak. Dalam komponen inti ini ada upah buruh, dan juga harga mobil, emas yang tergantung internasional. Jadi, ada yang harus dikontrol lebih keras lagi dengan penurunan harga BBM," kata Suryamin.

Sebagai informasi, inflasi Januari 2014 lalu merupakan inflasi yang tertinggi selama lima tahun. Inflasi Januari 2014 tercatat sebesar 1,07 persen. Sebagai perbandingan, pada Januari 2009 terjadi deflasi 0,07 persen, begitu pula Januari 2010 yang mencatat deflasi 0,84 persen. Pada 2011 terjadi inflasi Januari 0,89 persen, dan pada 2013 lalu inflasi bulanan Januari 1,03 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com