"Mampu hanya dengan keterbatasan kilang yang ada dia tidak akan jadi optimal. Volumenya akan berkurang jauh kalau dipaksa produksi RON 92. Kalo RON88 bisa dioptimalkan volume produksinya," ucap Sekretaris Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Hufron Asrofi, di Jakarta, Senin (9/2/2015).
Lebih lanjut, dia bilang, saat ini tidak ada negara selain Indonesia, di kawasan regional yang mengkonsumsi RON88. "Saat pemerintah tetapkan bensin RON88, itu lebih kepada kemampuan produksi kilang minyak. Kilang minyak di Indonesia tua dengan keterbatasan alat proses," jelas dia.
Muhammad Rizwi, Direktur Pembinaan Usaha Hilir, Ditjen Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM mengatakan, sepanjang 2014 lalu, sebanyak 60 persen RON88 didatangkan dari impor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.