Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selamatkan Aset Negara, KAI Berjuang Sampai "Titik Darah Penghabisan"

Kompas.com - 06/03/2015, 18:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan akan berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mengembalikan aset-aset KAI (aset negara) yang dikuasai pihak lain. Saat ini, dari total aset seluas 270,6 juta meter persegi, baru 147,5 juta meter persegi yang dikuasai KAI dengan tanda sertifikat.

"PT KAI akan memperjuangan sampai titik darah penghabisan kalau itu aset KAI pasti akan kami perjuangkan. Kalau bukan punya kami, tak akan kami senggol sedikit pun, satu sentimeter pun tidak akan pernah," ujar Vice President Non Railways and Assets PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ahmad Najib dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/4/2015).

Berdasarkan data KAI, saat ini ada beberapa aset KAI yang masih bermasalah di antaranya di Surabaya dengan PT Senopati Perkasa, peralihan aset di Jurnatan Semarang, dan aset Gang Buntu di Medan.

Di Surabaya misalnya, PT Senopati Perkasa dinilai mengklaim luas lahan Kerjasama Operasi (KSO) kurang lebih 200.000 meter persegi. Padahal dalam MoU, luas lahan KSO hanya 50.000 meter persegi.

Di Semarang, aset PT KAI berupa tanah yang awalnya adalah amplasemen Stasiun Jurnatan seluas 14.940 meter persegi, kemudian  ditukar guling oleh Pemda dengan PT Teguh Saka tanpa persetujuan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) selalu pemilik lahan.

Selain itu, aset PT KAI yang masih bermasalah di Medan adalah Gang Buntu. Tanah seluas 7,3 hektar diklaim oleh PT Aura Citra Kharisma (PT ACK) sebagai miliknya. Bahkan, kasus lahan itu sudah ada di tingkat Peninjauan Kembali (PK) di Mahkamah Agung (MA).

Menurut Direktur Utama KAI Edi Sukmoro, nilai total aset KAI yang sedang bermasalah itu ditaksir mencapai triliunan rupiah. Untuk mendata dan menelusuri aset KAI lainnya, Edi mengatakan bahwa KAI sudah membentuk tim khusus. "Kami sangat concern terhadap penyelamatan saat-aset milik negara ini," kata Edi.

Selain aset tanah, KAI juga memiliki masalah terkait aset rumah dinasnya. Dari 16.424 unit rumah dinas yang tersebar di Jawa dan Sumatera, baru 8.517 atau 57 persen yang dinyatakan "clean and clear".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com