Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Terpuruk, Pemerintah Minta Masyarakat Tidak Panik

Kompas.com - 11/03/2015, 14:22 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Deputi Bidang Koordinasi Fiskal dan Moneter Kementerian Koordinator Perekonomian, Bobby Hamzah Rafinus melihat melorotnya nilai tukar mata uang Garuda yang pada perdagangan hari ini menembus Rp 13.200 per dollar AS adalah hal yang wajar. Pelemahan nilai tukar mata uang juga dialami sepekan terakhir hampir oleh 20 negara-negara di dunia akibat membaiknya perekonomian Amerika Serikat.

“Amerika Serikat mulai membaik, target pengurangan pengangguran tercapai. Saya ibaratkan, AS ini raksasa yang tadinya tidur, sekarang mulai bergerak. Kan kalau raksasa bergerak, wajar ada goncangan di sekitar,” kata dia ditemui di sela-sela Microfinance Forum 2015 di Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Bobby bilang, pemerintah dalam hal ini Kemenko Bidang Perekonomian dan Kemeterian Keuangan telah mengimbau masyarakat untuk tidak perlu panik. Kondisi ini, sambung dia, adalah konsekuensi dari semakin terbukanya hubungan keuangan antar negara. Daripada panik, kata dia, lebih baik pelemahan rupiah ini dilihat sebagai peluang untuk meningkatkan ekpsor.

“Jangan terlampau terpaku pergerakan nilai tukar. Kaya IHSG saja, bisa naik-turun, tergantung persepsi pelaku pasar,” imbuh dia.

Kendati menyatakan hal tersebut, Bobby menampik jika pemerintah sengaja melakukan pembiaran atas depresiasi nilai tukar mata uang Garuda.  Dia meyakinkan bahwa Bank Indonesia akan hadir menjaga rupiah.

“Kalau kemudian masyarakart berbondong-bondong membeli dollar AS, artinya masyarakat sudah mulai menggunakan level dollar sebagai bentuk mengamankan asetnya. BI pasti langsung turun agar rupiah tak merosot lebih jauh,” kata Bobby.

Sebelumnya Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, pelemahan rupiah tidak membahayakan bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Malah, kata dia, tiap melemah Rp 100 per dollar AS, hal tersebut justru memberikan tambahan anggaran sebesar Rp 2,3 triliun.

Informasi saja, sekitar pukul 12.00 WIB, mata uang Garuda terpuruk ke posisi Rp 13.238 per dollar AS. Posisi terendah pasca krisis moneter tahun 1998 silam.


baca juga: Rupiah Terus Melorot, Krisis Moneter Terulang Lagi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com