Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Kaji Formula untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Kompas.com - 27/03/2015, 12:33 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com
- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Suharso Monoarfa mengatakan pemerintah kini sedang mencari formula yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan petani,  dengan menjaga harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras agar tetap menguntungkan petani.

"Yang penting harga beras harus merangsang petani dan meningkatkan daya beli petani dan juga merangsang mereka untuk meningkatkan produktivitasnya. Itu yang sedang dicari formulanya," kata Suharso dalam diskusi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bertajuk "Apakah Ketahanan Pangan Kita Sudah Kritis?", di Menara Kadin, Jakarta, Jumat (27/3/2015).

Menurut dia formula mempertahankan HPP gabah dan beras tersebut sesuai dengan apa yang diminta oleh petani. Dengan begitu, kata dia, Nilai Tukar Petani (NTP) bisa dipertahankan tetap tinggi.

"NTP petani kan fluktuatif, kalau bisa dipertahankan. NTP itu kan artinya HPP lebih tinggi dibandingkan harga pengeluaran dia. Sehingga kesejahterannya terpelihara, sebenarnya hanya itu permintaan petani," kata Suharso.

Selain itu Suharso mengatakan dalam menjaga NTP tetap stabil, perlu ada sekumpulan kebijakan dari semua sektor. "Biar stabil harus ada sekumpulan kebijakan dari semua sektor yang mendukung pra-produksi, produksi, pasca produksi, seperti penyimpanan. Sehingga ketika paceklik harga tidak harus naik, lalu ketika produksi melimpah harga harus turun," jelas Suharso.

Mantan Menteri Perumahan Rakyat tersebut optimistis swasembada pangan dalam 3 tahun lagi akan tercapai. Hal itu, kata dia, akan terlaksana jika infrastruktur-infrastruktur pendukung terealisasi pembangunannya.

"Mudah-mudahan swasembada pangan 3 tahun lagi tercapai, itu kalau irigasi baik dan jalan juga baik. Mudah-mudahan impor juga tidak ada lagi," kata Suharso.

Selain itu, kata dia, pemerintah dalam mewujudkan target swasembada pangan, akan membangun 3 juta jaringan irigasi dan 49 waduk baru di akhir 2019. "Dari sisi infrastruktur untuk dukung pangan ini luar biasa. Mudah-mudahan bisa mendukung prasarana peningkatan pangan," kata dia.

Dalam acara yang sama, Peneliti Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, Suharyadi mengatakan NTP petani masih rendah. Selain itu, kata dia, NTP yang rendah membuat banyak petani yang alih profesi.

"Kemudian generasi muda pun cenderung untuk meninggalkan sektor pertanian dan lebih memilih sektor industri dan jasa," kata Suharyadi.

Suharyadi juga mengatakan penurunan juga berdampak pada produktivitas tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian. "Terendah di tahun 2013 dibandingkan sektor-sektor lainnya yaitu hanya Rp 34,4 juta/orang/tahun," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com