Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbahaya, Evaluasi Harga BBM Enam Bulan Sekali!

Kompas.com - 30/03/2015, 17:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah menilai evaluasi harga bahan bakar minyak (BBM) yang diusulkan sejumlah pengamat dilakukan enam bulan sekali terlalu berbahaya. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, evaluasi yang terlalu lama justru akan membebani masyarakat sekaligus PT Pertamina (Persero). “Bahaya kalau evaluasi harga BBM enam bulan sekali,” kata Sofyan, di kantornya, Jakarta, Senin (30/3/2015).

Sofyan menjelaskan, ketika harga turun, masyarakat akan membayar selisih dalam waktu cukup lama, sebelum benar-benar menikmati harga rendah. Sebaliknya, ketika harga naik dan pemerintah belum melakukan penyesuaian, PT Pertamina (Persero) akan menanggung ‘selisih’ atau kerugian dari harga jual yang rendah, sebelum menjual BBM dengan harga tinggi.

Sofyan mencontohkan, saat ini premium ditetapkan Rp 7.400 oleh Pertamina. Jika harga naik dan pemerintah baru melakukan penyesuaian enam bulan ke depan, tentu masyarakat akan merasakan kenaikan yang drastis. “Kalau dievaluasi tiap dua minggu sekali, paling naiknya cuma Rp 100 atau Rp 200 per liter. Tapi kalau enam bulan sekali, bisa jadi besar kenaikannya,” imbuh dia.

Staf Khusus Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widyawan Prawiraatmadja mengatakan, evaluasi enam bulanan menjadi masukan bagi pemerintah. Namun begitu, dia menilai tidak efektif jika penyesuaian harga BBM dilakukan tiap enam bulan sekali. “Kalau kita nunggu enam bulan penyesuaian agak drastis. Kalau kondisinya naik-turun begini, mungkin kalau evaluasi enam bulanan akan menghilangkan satu sama lain (tidak perlu penyesuaian). Tapi kalau kecenderungannya naik, kita akan menyesuaikan sangat drastis,” kata Wawan, ditemui usai diskusi, Minggu (29/3/2015).

Sebelumnya, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Anthonius Tony Prasetiantono mengusulkan agar perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) dilakukan setiap enam bulan sekali, jangan seperti saat ini. Pemerintah mengubah harga BBM setiap bulan.

Menurut Tony, saat ini pasar selalu gonjang-ganjing karena kebijakan perubahan BBM itu. “Saya usul enam bulan sekali. Kalau tiga bulan, terlalu cepat. Satu tahun kelamaan,” ujar Tony di Jakarta, Sabtu (28/3/2015).

Dia menjelaskan, kebijakan perubahan harga BBM enam bulan sekali diyakini tak akan membuat pasar gonjang-ganjing. Terlebih lagi, kata Tony, pengusaha di Indonesia terlalu responsif dengan langsung menaikkan harga produknya setiap kali mendengar adanya kabar kenaikan BBM. Sementara itu, saat BBM turun, para pengusaha tak menurunkan harga barang yang sudah telanjur naik. (baca: Pengamat Usulkan Perubahan Harga BBM Enam Bulan Sekali)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com