Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMN Emoh "Hedging" lantaran Takut Diperiksa KPK

Kompas.com - 10/04/2015, 19:51 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengaku marah saat awal mula masuk ke Kementerian BUMN. Pasalnya, dia mengungkapkan banyak BUMN yang ketakutan melakukan hedging atau lindung nilai karena takut diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pemeriksa Keungan (BPK), dan Kejaksaan. "Awal saya masuk BUMN, saya marah-marah kok ini BUMN enggak lakukan hedging, lindung nilai, karena besarnya valuta asing, dan saya tanya mereka bilang takut, takut diperiksa KPK, BPK, dan Kejaksaan " ujar Rini saat memberikan sambutan diacara penandatanganan Hedging PT PLN dengan tiga Bank BUMN yaitu Bank Mandiri, Bank BRI, dan Bank BNI di Kantor Bank Indonesia (BI), Jakarta, Jumat (10/4/2015).

Namun, Rini saat ini mengaku senang karena PT PLN sebagai BUMN berani untuk melakukan hedging. Bahkan, Rini mengucap syukur dan berterima kasih kepada tiga bank BUMN yang mau memberikan fasilitas  lindung nilai kepada PLN. "Tapi alhamdulillah kita bisa saksikan acara lindung nilai dengan BanK Indonesia sendiri. Saya ucapkan terima kasih telah memberikan fasilitas untuk PT PLN," kata dia.

Hingga saat ini, baru ada dua BUMN yang sudah melakukan lindung nilai yaitu Garuda Indonesia dan PLN. Sementara itu, di kalangan media beredar kabar bahwa Pertamina akan menyusul Garuda dan PLN untuk melakukan lindung nilai.

Hedging adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau meminimalisasikan atau bahkan menghilangkan suatu sumber risiko terutama risiko valas. Misalnya, suatu perusahaan melakukan pinjaman dengan mata uang dollar. Seiring berjalannya waktu, nilai tukar dollar akan berfluktuasi dan perusahaan yang melakukan piutang itu terkena dampak dan harus membayar utangnya dengan nilai tukar dollar yang naik. Hasilnya, perusahaan bisa merugi karena hal tersebut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com