Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Primus: Nenek-nenek Juga Tahu yang Tentukan Harga BBM Itu Pemerintah!

Kompas.com - 15/04/2015, 14:48 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pertamina (Persero) kembali mendapat kritik tajam dari anggota Komisi VI DPR-RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Primu Yustisio, dalam rapat dengar pendapat pada Rabu (15/4/2015). Menurut pelakon “Panji Manusia Millenium” itu, Pertamina lepas tangan dalam menentukan harga jual bahan bakar minyak (BBM).

Primus mengatakan, kendati hanya sebagai operator, harusnya Pertamina bisa memberikan masukan kepada pemerintah. “Nenek-nenek juga tahu yang menentukan harga BBM itu pemerintah. Memang Anda ini bukan bagian dari pemerintah? Tidak bisa memberikan masukan? Semestinya bisa beri masukan,” kata Primus.

Primus yang pada pekan lalu juga melempar kritik keras kepada BUMN migas itu bahkan makin meradang dalam rapat siang ini. “Saya katakan sekali lagi, Anda ini sudah dzalim,” kata dia.

Primus pun mengulangi kata-kata yang sama, yang pekan lalu ia sampaikan dalam rapat, yakni jika di China direksi Pertamina sudah dipancung lantaran merugikan rakyat. “Harusnya Pertamina ini punya beban moril pada rakyat,” ucap Primus.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto menanggapi kritikan Primus dengan santai. Dwi menjelaskan, bahwa baik Pertamina maupun pemerintah sudah memiliki tanggung jawab masing-masing.

Dwi menuturkan, Pertamina juga tidak mengesampingkan daya beli masyarakat dalam menentukan harga BBM yang menjadi tanggungjawab Pertamina. “Kami dan pemerintah telah menentukan harga, dengan memperhatikan kemampuan masyarakat. Dan itulah yang membuat kami dalam dua bulan pertama ini merugi,” ujar dia.

Dalam rapat pekan lalu, Dwi menyampaikan, baru dua bulan, yakni Januari-Februari 2015 PT Pertamina (Persero) sudah mencetak kerugian hingga 212 juta dollar AS.

“Laba bersih Januari 2015 adalah minus 107 juta dollar AS, dan laba bersih Februari 2015 adalah minus 105 juta dollar AS. Jadi, dua bulan total laba bersih minus 212 juta dollar AS,” kata dia, Selasa (7/4/2015).

Dwi melaporkan, sektor hulu masih mencetak laba besih 130 juta dollar AS, sektor energi baru terbarukan mencetak laba bersih 40,9 juta dollar AS, dan sektor lainnya masih untung 2,5 juta dollar AS, tetapi kerugian Pertamina di sektor hilirnya mencapai 386 juta dollar AS.

Dwi menuturkan, kerugian Pertamina juga disebabkan adanya efek beban inventory. Adapun realisasi pendapatan Pertamina pada hingga Februari 2015 mencapai 6,864 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com