Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Baru Kuasai 2,1 Persen Pangsa Pasar Syariah Dunia

Kompas.com - 30/04/2015, 12:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, Indonesia menempatkan diri di peringkat sembilan sebagai negara pemilik industri keuangan syariah terbesar.

“Total aset industri keuangan syariah mencapai 35,63 miliar dollar AS atau menguasai 2,1 persen dari pangsa pasar dunia,” ungkap Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, dalam sambutan kuncinya di Muktamar III Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia, Jakarta, Kamis (30/4/2015).

Pada 2014 ini Indonesia pun menempati peringkat ketiga terbesar negara dengan jumlah lembaga keuangan terbanyak di dunia. Bambang menuturkan, pencapaian ini menunjukkan industri keuangan syariah Indonesia telah memasuki dekade ketiganya.

Adapun dekade pertama industri keuangan syariah di Indonesia bermula pada 1991 ditandai dengan munculnya Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama. Tiga tahun setelahnya, muncul lembaga asuransi syariah pertama di Indonesia.

Adapun dekade kedua ditandai dengan dibukanya Jakarta Islamic Index pada 2000, yang menawarkan portofolio saham yang tidak bertentagan dengan prinsip-prinsip syariah. Pada dekade ini pemerintah mengeluarkan sukuk untuk pertama kali pada 2008.

"Industri syariah, menurut Ernst and Young pada 2013-2014 merupakan industri dengan rapid growth market. Namun meski berkebang baik dan maju, tapi masih di bawah 10 persen. Perlu dibangun aliansi kebijakan strategis antar lembaga untuk meningkatkan kualitas lembaga keuangan syariah," pungkas Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com