"20 Mei bukan hanya kebangkitan nasional, tapi juga kebangkitan brand Indonesia," ujar dia saat berbicara dalam acara Indonesia Brand Forum 2015 di Jakarta, Rabu (20/5/2015).
Saat ini kata dia, brand-brand Indonesia sudah kehilangan tempatnya, bahkan di rumahnya sendiri.
Dia mengajak peserta yang hadir dalam forum itu menengok sudut-sudut rumah masing-masing. Di kamar mandi misalnya, produk-produk yang ada merupakan merek asing, bukan merek nasional. Mulai dari sabun, shampo, hingga pasta gigi sekali pun.
"Lalu pindah ke dapur. Nah coba air mineral yang kita minum mereknya apa? Itu brand milik Perancis. Kecap juga begitu. Jadi dua bagian rumah itu saja dikuasai brand asing," kata dia.
Sebenarnya kata dia, bukan berarti merek nasional tak ada yang mampu bersaing dengan brand-brand asing itu. Dia menyebutkan, Indomie misalnya, produk mie instan Indonesia itu sudah masuk ke 80 negara.
Selain itu, ada produk permen Indonesia yaitu Kopiko yang sudah menjadi permen kopi nomer satu dibeberapa negara misalnya Tiongkok. Di produk obat-obatan, Bio Farma bahkan kata Yuswohady sudah melakukan ekspor ke 130 negara.
"Ada cerita menarik orang Nigeria ke Indonesia kaku ke supermarket dia kaget ada Indomie di sini, Jadi indomie sudah ada di 80 negara, Kopiko di Polandia dan Tiongkok. Produk Bio Farma bahkan di ekspor ke 130 negara," ucap Yuswohadi.