Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah dan IHSG Terpuruk, Menko Perekonomian Minta Masyarakat Tak Pesimistis

Kompas.com - 10/06/2015, 22:46 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menilai, menguapnya triliunan rupiah dari bursa dan anjloknya rupiah saat ini karena akibat globalisasi. Menurut dia, semua negara memang perlu melakukan penyesuaian ekonomi karena saling terkuat dengan ekonomi negara atau ekonomi suatu kawasan lain di dunia.

Dia pun meminta masyarkat untuk tetap optimis memandang masa depan perekonomian Indonesia.

"IHSG ini begitu cepat karena globalisasi, ada seorang prosesor bilang semua negara harus menyesuaikan diri (dengan kondisi global saat ini). Terhadap ekonominya jangan terlalu pesimistis karena rupiah kita menurun, yang lain juga menurun," ujar Sofyan Djalil di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (10/6/2015).

Ke depan kata dia, pemerintah juga akan memperhatikan berbagai faktor yang akan berdampak buruk bagi perekonomian saat mengeluarkan kebijakan.

Sementara itu terkait inflasi, Sofyan mengatakan bahwa peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sangatlah penting. Baginya, pengendalian inflasi di daerah memang harus memaksimalkan kerja TPID.

Namun meski begitu, peranan Bank Indonesia dalam menjaga inflasi juga penting. Pasalnya kata dia, BI memiliki kaki tangan hingga ke daerah sehingga peranannya bisa maksimal.

"Mengenai TPID, sekarang BI paling berperan karena bisa kerjasama dengan pemerintah daerah terkait inflasi," kata dia.

Saat ini rupiah terpuruk di kisaran Rp 13.300 per dollar AS, level terendah sejak tahun 1998. Sementara IHSG melorot di bawah level 5.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com