Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Revisi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Jadi 5,2 Persen

Kompas.com - 03/07/2015, 09:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi di angka 5,2 persen pada akhir tahun 2015 paling realistis dengan dinamika perekonomian global saat ini.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi ini berdasarkan kondisi terakhir dan kami cari yang paling realistis," katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (2/7/2015) sore.

Menkeu mengatakan, salah satu alasan pertumbuhan ekonomi kembali mengalami penurunan revisi adalah sektor investasi yang belum memenuhi ekspektasi karena faktor global yang masih belum menentu.

"Investasi diperkirakan masih oke, tapi kalau melihat dunia yang penuh ketidakpastian, mungkin laju investasi tidak sebaik yang kita harapkan," ungkapnya.

Selain itu, alasan lainnya adalah kontribusi belanja pemerintah yang tidak sesuai harapan karena penyerapan belanja modal pada akhir tahun diperkirakan hanya mencapai 90 persen seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Belanja modal paling tinggi 87 persen-90 persen, jadi tidak mungkin 100 persen dan mendorong pertumbuhan lebih tinggi. Padahal belanja pemerintah yang bisa diandalkan untuk menjaga pertumbuhan adalah belanja modal," ujarnya.

Menkeu mengatakan pemerintah juga tidak bisa mengandalkan kinerja sektor ekspor yang masih mengalami kelesuan, akibat berkurangnya permintaan dan pelemahan harga komoditas di tingkat global.

"Ekspor basically hopeless, tapi kita upayakan agar jangan sampai negatif. Saat ini, harga komoditas sudah demikian rendah dan susah naik, akibat harga minyak dunia yang rendah seperti sekarang," jelasnya.

Pemerintah memproyeksikan pada semester I-2015 pertumbuhan ekonomi berada pada kisaran 4,9 persen dan semester II-2015 bisa mencapai 5,5 persen, sehingga outlook pada akhir tahun mencapai 5,2 persen.

Sebelumnya, pemerintah telah merevisi turun pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen, dari asumsi yang tercantum pada APBN-P 2015 sebesar 5,7 persen, setelah pada triwulan I perekonomian nasional hanya tercatat tumbuh 4,7 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com