Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal 115 Keluarga Tergusur Proyek Asing, Ini Penjelasan KKP

Kompas.com - 19/08/2015, 12:13 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sudirman Saad, mempertanyakan laporan yang dirilis oleh Kiara (Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan) yang menyebutkan ada 115 keluarga di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tergusur akibat proyek asing.

Kiara melalui pernyataan Sekjennya yakni Abdul Halim menyebutkan, proses penjualan pulau terjadi di wilayah NTB, dan mengakibatkan penduduknya harus pergi dari rumahnya karena investor asing sudah membeli sebagian tanah untuk dijadikan hotel bagi turis yang akan datang di wilayah tersebut.

"Terjadi di NTB, 115 keluarga terpaksa diusir karena pulau mereka akan dimasuki investor asal Singapura, PT Blue Ocean Resort," kata Abdul, kemarin.

(baca: Menteri Susi Dituding Akan Jual 15 Pulau ke Investor Asing)

Saat dikonfirmasikan mengenai hal tersebut, Sudirman mempertanyakan keabsahan informasi tersebut. "Kami belum tahu informasi itu dari mana. KKP belum pernah mengeluarkan izin atau rekomendasi untuk investor investasi seperti itu," ucap Sudirman dihubungi Kompas.com, Rabu (19/8/2015).

Lebih lanjut Sudirman mempertanyakan, wilayah NTB bagian mana yang terjadi penggusuran akibat investasi asing. "NTB itu kan besar sekali, ribuan pulau di situ. Bisa spesifik tidak NTB nya di mana. Saya tidak bisa tanggapi kalau tidak disebutkan NTB nya di mana," kata Sudirman lagi.

Sementara itu, dihubungi terpisah lewat layanan pesan singkat Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan pihaknya belum mendengar kabar penjualan 15 pulau yang dirilis Kiara, hingga membuat 115 keluarga di NTB tergusur.

"Saya sama sekali belum tahu hal ini. Ini dirjen KP3K, nanti saya mau tanyakan," kata Susi kepada Kompas.com.

Saat dihubungi, Susi tengah berada di luar negeri untuk kunjungan kerja, yang rencananya akan berakhir pada 28 Agustus mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com