Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Tom Tak Puas Surplus Neraca Perdagangan 1,33 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 19/08/2015, 21:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Neraca perdagangan Juli 2015 mencetak surplus terbesar selama 19 bulan sejak Januari 2014, mencapai 1,33 miliar dollar AS. Namun nampaknya, rilis Badan Pusat Statistik (BPS) itu tak terlalu menggembirakan bagi Menteri Perdagangan Thomas Lembong.

Menurut Tom, sapaan Thomas, surplus neraca perdagangan pada Juli 2015 datang dari nilai impor yang turun lebih tajam dibandingkan dengan penurunan ekspor RI. “Saya lihat neraca perdagangan. Yang langsung mencolok adalah neraca perdagangan tertolong turunnya impor. Belum dari kinerja ekspor yang membaik,” kata Tom dalam paparan di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (19/8/2015).

Penyebab turunnya ekspor ditengarai Tom disebabkan kondisi global. “Negara tujuan ekspor kita masih loyo, sehingga permintaan terhadap ekspor mengalami pelemahan,” kata Tom.

Tom mengatakan, sebagai Menteri Perdagangan ia bertugas untuk memfasilitasi pada pelaku industri yang berorientasi ekspor. “Presiden kita ini jagoan ekspor, jadi itu salah satu hal yang istimewa untuk siapapun menjadi mendag di kabinet kerja. Pasti beliau tagih keras kita membantu kawan-kawan yang bergerak di industri berorientasi ekspor,” ucap dia lagi.

Ekspor pada Juli 2015 mencapai 11,41 miliar dollar AS atau turun 15,53 persen dibandingkan ekspor Juni 2015 yang sebesar 13,51 miliar dollar AS.

Tom bilang, penurunan ekspor terjadi di seluruh sektor. Tom menambahkan, kendati kinerja ekspor mengalami penurunan namun penurunan dari sisi impor lebih tajam. “Impor lebih terteken lagi dibandingkan kinerja ekspor kita,” kata dia.

Impor pada Juli 2015 mencapai 10,08 miliar dollar AS atau turun 22,36 persen dibandingkan impor Juni 2015 yang sebesar 12,98 miliar dollar AS. Tom bilang, penurunan impor terjadi di seluruh golongan barang baik bahan baku/penolong, barang modal, maupun barang konsumsi. “Impor dari Jepang dan Singapura turun cukup tajam. Impor dari negara-negara maju itu banyak produk teknologi tinggi, mesin dan peralatan listrik, mesin dan peralatan mekanik, serta kendaraan bermotor dan bagiannya,” pungkas Tom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com