Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memesan Layanan Jet Pribadi ala Go-Jek

Kompas.com - 23/08/2015, 08:55 WIB
KOMPAS.com - Ketika pertama kali Sergey Petrossov mencari pesawat jet pribadi untuk disewa pada tahun 2009, dia mendapatkan bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan layanan tersebut adalah dengan menelpon banyak agen, berlembar-lembar tagihan, scan dan faksimili.

“Waktu itu saya berpikir, apa-apaan ini?” katanya. “Seperti transaksi pasar modal di tahun 80an saja, dan seharusnya ada cara yang lebih baik,” kata dia sebagaimana dikutip dari BBC, Minggu (23/8/2015).

Berangkat dari pengalamannya itu, lalu pada Maret 2013, Petrossov, yang berdomisili di Fort Lauderdale, Florida, Amerika Serikat, meluncurkan JetSmarter, suatu aplikasi di mana orang-orang dapat memesan pesawat jet pribadi secara langsung di seluruh dunia.

Saat ini industri pesawat jet pribadi masih bergerak lambat dan masih mengejar sebuah dunia di mana semuanya dapat dilakukan dengan satu sentuhan pada aplikasi tertentu pada smart phone.

Tetapi beberapa startups seperti JetSmarter, Victor, PrivateFly dan Ubair sudah mengubah bagaimana menciptakan pasar bagi pesawat jet pribadi, yang memungkinkan konsumen punya lebih banyak pilihan, transparansi dan kecepatan pada permintaan pesanan.

Hasilnya, sekarang memesan pesawat jet pribadi menjadi lebih nyaman dan efisien ketimbang waktu sebelumnya, meskipun bagi banyak orang harganya tidak terbilang murah.

Di JetSmarter misalnya, mereka yang bukan anggota dapat memesan penerbangan dari Los Angeles ke Las Vegas dengan menggunakan pesawat dengan tiga tempat duduk mulai harga 3,800 dollar AS untuk seluruh penerbangan, atau 1.265 dollar AS per orang.

Meskipun lebih mahal ketimbang harga tiket kelas utama di American Airlines, yang dibanderol sekitar 615 dollar AS sekali jalan, namun konsumen akan itu terhindar dari kerepotan di beberapa bandara utama. Selain itu, harga tersebut juga lebih murah sekitar 30 persen ketimbang cara pemesanan lama yang menggunakan agen perantara atau layanan pra bayar.

Walau setiap perusahaan memiliki sedikit perbedaan dalam model bisnisnya, mereka memungkinkan pelanggan untuk segera melakukan perbandingan harga dari beberapa pilihan maskapai mulai dari titik A ke titik B dan kemudian segera memesan pesawat yang Anda pilih.

Sebagaimana aplikasi Go-Jek, aplikasi pemesanan pesawat jet pribadi ini memungkinkan orang-orang dapat memesan kendaraan dan membayarnya dengan lancar.

CEO PrivateFly Adam Twidell menyatakan pada awal era 2000, banyak konsumen pesawat jet pribadi yang mengeluhkan repotnya cara pemesanan, serta tidak bisa membandingkan secara langsung harga yang ditawarkan oleh perusahaan lainnya.

Twidell adalah mantan seorang pilot, yang bersama istrinya pada tahun 2008 memilih mendirikan sebuah perusahaan pemesanan pesawat. Perusahaan yang didirikannya itu memungkinkan pelanggan menemukan pilihan yang terbaik di antara ratusan layanan penyewaan jet pribadi yang ada.

“Apa yang kami lakukan bukanlah sesuatu yang tidak dilakukan industri lain, tetapi belum ada yang melakukannya di sektor pesawat jet pribadi. Kami memberdayakan pelanggan untuk melihat harga secara langsung dari penyedia, membuat sistem menjadi seefisien mungkin bagi semua pihak,” kata dia.

Sementara itu CEO Victor, Clive Jackson meyakini bahwa transparansi akan memenangkan kepercayaan dan pemesanan masyarakat.

Ketika melakukan pencarian penerbangan, pelanggan dapat melihat detil yang lengkap tentang semua pilihan pesawat, termasuk nomor ekor pesawat, tingkat keamanan operator dan crew yang akan bertugas. Biaya yang dikenakan Victor sebesar 10 persen itu dirinci agar pelanggan dapat melihat detail pesanan.

"Perbedaan mendasar jika memesan pesawat melalui Victor adalah transparansi dan keterbukaan,” katanya.

Seorang pelanggan jet pribadi, Geoff Perfect yang merupakan seorang eksekutif di sebuah perusahaan teknologi besar menyatakan kerap terbang dengan menggunakan pesawat jet pribadi sewaan dari dan ke Lake Tahoe, California pada akhir pekan. Belakangan dia mulai menggunakan layanan Victor.

Menurutnya, sejak pertama melihat aplikasi itu, dia sudah terpikat, terutama karena kegunaan dan terintegrasi. Aplikasi itu juga mendorong para pelanggan untuk menilai penerbangan mereka setelah mendarat.

Maraknya aplikasi pemesanan yang belakangan hadir, akan memudahkan konsumen untuk menentukan pilihan layanan yang diinginkannya, termasuk layanan jet pribadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com