Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi XI DPR Dukung "Buyback" Saham BUMN

Kompas.com - 26/08/2015, 11:50 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi XI DPR RI Fadel Muhammad mengatakan, langkah buyback(pembelian kembali) saham-saham BUMN merupakan langkah yang tepat pada kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

"Buyback bagus. Kami yang menganjurkan itu, supaya jangan merusak harga pasar," kata Fadel Muhammad di Jakarta, Rabu (26/8/2015).

Ia mengaku khawatir terhadap kondisi mata uang rupiah pada saat ini karena kondisinya semakin melemah terhadap dollar AS. "Saya khawatir, jangan sampai saja kondisinya mencapai Rp 15.000, harus ada tindakan," katanya.

Salah satu solusi yang ia sarankan adalah agar mengurangi transaksi dollar AS di dalam negeri untuk menyelamatkan rupiah.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Heri Gunawan meminta BUMN berhati-hati dalam aksi pembelian saham kembali dalam menghadapi gejolak pasar saham kian mengkhawatirkan.

"Atas hal tersebut, saya menilai bahwa aksi buybacksaham BUMN itu belum tentu diikuti oleh emiten-emiten swasta. Bahkan, kemungkinan, tidak semua BUMN akan melakukan aksi buyback tersebut karena berbagai faktor seperti soal harga, sumber pendanaan yang belum clear, dan sebagainya," kata Heri.

Selanjutnya, seperti pengalaman yang lalu, aksi pembelian kembali saham justru memberi hasil yang bertolak belakang.

"Bukannya stabil, harga saham justru bisa lebih anjlok. Karenanya, BUMN-BUMN harus lebih berhati-hati. Hitung untung-ruginya dengan lebih cermat, terutama terkait dengan jumlah saham yang sudah beredar di pasaran. Apalagi, dalam waktu yang belum lama ini, beberapa BUMN baru saja melakukan right issue," kata politisi Partai Gerindra itu.

Meski begitu, dirinya tetap berharap kebijakan buyback bisa menjadi stimulus untuk meredam kejatuhan IHSG ke level yang lebih dalam

"Namun, pemerintah harus tetap berhati-hati. Hitung dengan cermat momentum dan untung-ruginya. Jumlah Rp10 triliun itu bukan angka yang sedikit. Apalagi, kondisi ekonomi memang tidak stabil seperti penurunan harga komoditas yang makin suram," kata Heri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com